Kamis 20 Oct 2022 13:27 WIB

Penelitian: Bayi Lahir di Masa Pandemi Banyak Alami Keterlambatan Komunikasi

Bayi lahir di masa pandemi membutuhkan waktu lebih lama untuk berkomunikasi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Bayi lahir di masa pandemi membutuhkan waktu lebih lama untuk berkomunikasi.
Foto: www.freepik.com.
Bayi lahir di masa pandemi membutuhkan waktu lebih lama untuk berkomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menunjukkan bayi yang lahir saat pandemi Covid-19 membutuhkan waktu lebih lama dalam perkembangan tertentu daripada bayi yang lahir sebelum pandemi. Sebelum Covid-19, orang tua biasanya mengamati bayi dapat menunjuk benda-benda pada usia sembilan bulan. Pada usia 1 tahun, banyak bayi mengucapkan kata-kata pertama mereka.

Namun, studi baru, yang diterbitkan pada 12 Oktober lalu oleh para peneliti di Royal College of Surgeons di Dublin, Irlandia, menemukan bahwa bayi Irlandia yang lahir dari Maret hingga Mei 2020 memiliki waktu yang lebih lama untuk berkomunikasi pada usia 1 tahun daripada mereka yang lahir antara 2008 dan 2011. Sekitar 89 persen bayi yang diteliti, yang lahir antara 2008 dan 2011, dapat mengartikulasikan kata lengkap seperti "mangkuk" atau "cangkir" pada usia 12 bulan dibandingkan dengan sekitar 77 persen bayi yang lahir selama bulan-bulan awal pandemi. 

Baca Juga

Bagian bayi yang bisa menunjuk benda turun dari 93 persen menjadi 84 persen, kemudian tindakan melambaikan tangan turun dari 94 persen menjadi 88 persen. Hasilnya didasarkan pada kuesioner yang diberikan kepada orang tua dari 309 bayi di Irlandia selama pandemi. 

Sekitar ulang tahun pertama setiap bayi, orang tua mereka ditanya apakah bayi dapat melakukan 10 tugas yang berbeda, seperti berdiri atau menumpuk batu bata. Para peneliti kemudian membandingkan hasil itu dengan studi longitudinal yang menilai 10 keterampilan sama antara 2008 dan 2011. Kedua kelompok orang tua diminta menyelesaikan survei sedekat mungkin dengan ulang tahun anak mereka.

Penulis studi dan ahli saraf pediatrik di Royal College of Surgeons, Susan Byrne mengatakan seperempat dari bayi dalam penelitian belum pernah bertemu anak lain seusia mereka pada ulang tahun pertamanya. Ketika bayi berusia enam bulan, keluarga mereka rata-rata hanya melihat empat orang lain di luar rumah, dan setiap bayi hanya dicium oleh tiga orang dewasa, termasuk orang tuanya.

Kerena itu, tidak mengherankan bahwa ada keterampilan komunikasi bayi tertunda. "Jika tidak ada yang datang ke rumah, kemudian pergi lagi, maka anak tidak akan belajar bagaimana mengatakan 'selamat tinggal’," kata Byrne dilansir Today, Kamis (20/10/2022).

Pada Januari, para peneliti di Universitas Columbia menemukan bayi yang lahir di New York City dari Maret hingga Desember 2020 memiliki keterampilan motorik dan sosial yang kurang berkembang selama enam bulan dibandingkan bayi yang lahir antara November 2017 dan Januari 2020. Para peneliti itu berhipotesis faktor yang berkontribusi mungkin adalah keadaan emosional ibu saat hamil, karena penelitian lain menunjukkan kesepian atau stres selama kehamilan dapat mengubah otak anak atau perkembangan perilaku setelah mereka lahir. Beberapa orang tua mungkin juga mengalami kesulitan berinteraksi dengan bayinya yang baru lahir jika mereka merasa terisolasi atau tertekan secara sosial.

"Ini bisa menjadi pedang bermata dua, di mana lingkungan pascakelahiran yang merugikan (sehingga tidak dapat terlibat dalam dunia sosial) membuat efek ini lebih buruk," ujar seorang penulis studi sebelumnya dan seorang ilmuwan peneliti asosiasi di Pusat Medis Universitas Columbia, Lauren Shuffrey.

Para peneliti di Irlandia juga menemukan 97 persen bayi pandemi merangkak pada 1 tahun dibandingkan 91 persen bayi yang lahir lebih awal. Byrne mengatakan kondisi itu mungkin karena bayi menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, serta lebih sedikit waktu di kereta bayi atau kursi mobil. Timnya berencana terus mengamati bayi yang sama untuk melihat bagaimana keterampilan komunikasi mereka berubah pada usia 2 tahun, atau bahkan lebih tua. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement