Jumat 14 Oct 2022 03:51 WIB

Berminat Menempuh Karier di Industri Musik? Ini Hal yang Perlu Disiapkan

Persiapan skill dan pengetahuan penting untuk karier di dunia musik

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Duo musisi Endah N Rhesa tampil pada hari pertama Synchronize Fest 2022. Berkarier di industri musik tidak hanya menjadi penyanyi. Ada banyak pekerjaan komersial dan teknis lain, semisal menjadi bagian dari label rekaman atau promotor, atau menjadi produser musik serta sound engineer.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Duo musisi Endah N Rhesa tampil pada hari pertama Synchronize Fest 2022. Berkarier di industri musik tidak hanya menjadi penyanyi. Ada banyak pekerjaan komersial dan teknis lain, semisal menjadi bagian dari label rekaman atau promotor, atau menjadi produser musik serta sound engineer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkarier di industri musik tidak hanya menjadi penyanyi. Ada banyak pekerjaan komersial dan teknis lain, semisal menjadi bagian dari label rekaman atau promotor, atau menjadi produser musik serta sound engineer.

Persiapan untuk berbagai pekerjaan tersebut yakni skill dan pengetahuan. Semuanya bisa didapatkan dengan cara berlainan, baik melalui pendidikan formal atau nonformal, termasuk belajar secara autodidak.

Ada hal penting lain yang perlu dipersiapkan bagi peminat karier di dunia musik. Topik tersebut dibahas dalam edisi keenam forum diskusi Resso Coaching Clinic yang digelar aplikasi streaming musik sosial Resso pekan lalu.

Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah pianis dan kreator konten Filda Salim. Perempuan yang terkenal dengan nama Fildabeat itu mendalami pendidikan musik secara formal di Boston Conservatory Berklee, Amerika Serikat.

Filda yang fokus di musik klasik memilih untuk mengenyam pendidikan musik di luar negeri. Alasannya yakni fasilitas yang lebih lengkap dan hendak menguji kesiapan mental untuk menjalani pilihan karier bermusik.

Sebelum berkuliah, Filda telah memantapkan hati untuk berkarier di bidang musik sepanjang hidupnya. Dia mendedikasikan banyak hal untuk musik. Selama menempuh studi, dia sekaligus mencoba menemukan jati dirinya. "Aku rasa kalau aku belajar autodidak belum tentu bisa, karena harus bisa cari network dan fasilitas sendiri," tutur Filda.

Dari sisi berbeda, penyanyi sekaligus penulis lagu Bilal Indrajaya menjelaskan perjalanan menjadi musisi yang belajar secara autodidak. Sejak kecil, dia bercita cita suatu hari bisa menjadi musisi yang punya lagu sendiri.

Sejak duduk di bangku SD, Bilal belajar bermain gitar secara mandiri lewat majalah yang memuat keterangan chord. Dia mengagumi sejumlah musisi yang juga belajar secara autodidak.

"Sebagai musisi autodidak mungkin nggak punya fondasi atau basic musik dengan teknik yang benar, tapi justru karena nggak kepatok teori jadi lebih bebas untuk bikin lagu suka-suka kita," ujar Bilal.

Direktur Musik, Film, dan Animasi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia Mohammad Amin turut hadir pada kesempatan itu. Dia menyampaikan peran Kemenparekraf dalam industri musik yang mencakup penyusunan regulasi dan sosialisasi kebijakan untuk membangun industri musik.

Peran lain yakni mengadakan program pengembangan musik lewat inkubasi dan kompetisi, serta memberi dukungan atau sponsorship. Amin yang juga merupakan dosen dan seorang etnomusikolog berpendapat seorang musisi sebaiknya belajar teori sekaligus bisa menggali tekniknya sendiri.

"Banyak teman-teman saya yang belajar autodidak, tapi juga belajar dari buku, notasi balok, sejarah musik. Saya setuju bahwa untuk bisa menjadi musisi yang baik, harus melakukan keduanya," kata Amin.

Artis promotions lead Resso Indonesia, Matthew Tanaya, juga membagikan pengalamannya selama berkarier di dunia musik Indonesia. Matthew adalah lulusan S2 jurusan music and sound production serta music business.

Selain materi perkuliahan, hal yang mendukung kariernya di bidang musik adalah menambah pengetahuan melalui nonton berbagai pertunjukan musik. Begitu pula kebiasaan membaca buku dan berbagi pengetahuan musik dengan banyak orang.

"Di Resso memungkinkan saya bertemu dengan banyak pelaku industri musik, mulai dari penyanyi, musisi, orang label, dan lain-lainnya, yang path-nya beda semua. So you just need to find the right path," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement