REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto berharap acara Korea Indonesia Film Festival (KIFF) dapat membuat film Korea dan Indonesia berkembang bersama-sama. Ia mengaku telah mengikuti perkembangan film Korea di Indonesia sejak 2015 karena tuntutan pekerjaan di LSF.
"Semakin saya ikuti film Korea, saya bisa pahami kenapa penggemarnya suka, bukan hanya karena aktornya, tapi jalinan ceritanya juga,” ujar Rommy dalam acara pembukaan KIFF 2022 di CGV Cinemas Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).
Perkembangan itu membuat Korea dan Indonesia tidak memiliki sekat, dan sangat erat. Rommy menyebut, dulu anak muda memasang poster aktor Hollywood dan anak muda zaman sekarang memasang gambar bintang Korea.
Rommy mengatakan hal itu juga dilakukan oleh anak-anaknya. "Cerita ini bukan di luar saya, tapi saya bergumul di domestik, juga mengalami itu," kata dia.
Rommy menganggap acara KIFF tepat diselenggarakan demi tujuan memperkuat pertukaran budaya kedua negara melalui film-film yang ditayangkan. Bahkan, dia mengusulkan KIFF dapat diselenggarakan enam bulan atau tiga bulan sekali, tidak hanya setahun sekali.
"Saya katakan apa adanya, beneran yang ada di masyarakat. Harapannya sineas Indonesia bisa membuat pairing. Kalau dengan negara lain bisa ngejar penokohan, kalau dengan Korea ini harusnya ngejar juga," ujar Rommy.