Rabu 21 Sep 2022 22:55 WIB

Cegah Anak Miliki Harga Diri Rendah, Orang Tua Bisa Lakukan Ini

Harga diri yang rendah dapat memengaruhi setiap aspek dalam kehidupan anak.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Cara mencegah anak memiliki harga diri rendah. (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Cara mencegah anak memiliki harga diri rendah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membentuk harga diri anak bisa membuat anak tumbuh cerdas hingga akhirnya bisa meraih kesuksesan. Harga diri yang rendah dapat memengaruhi setiap aspek dalam kehidupan anak, dan itu bisa bermanifestasi dalam berbagai cara.

Seorang psikolog anak di Williamsburg Therapy Group, Irina Gorelik, menjelaskan beberapa indikator harga diri rendah, termasuk memilih untuk menoleransi emosi negatif atau menghindar dari penerimaan pujian atas tindakan tertentu yang telah dilakukan. Seorang anak mungkin juga menolak tantangan dan menyerah terlalu cepat atau terlalu perfeksionis. Anak-anak yang tampil dengan terbuka dan percaya diri, bisa dikategorikan anak yang akan memperjuangkan harga dirinya.

Baca Juga

“Sementara anak-anak yang lebih lambat dalam membuka diri, mungkin lebih memilih memendam kepercayaan diri mereka sendiri,” kata Irina, dilansir CNBC, Rabu (21/9/2022).

Jika para orang tua ada yang merasa anaknya memiliki harga diri yang rendah atau khawatir mereka akan mengembangkannya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka sekarang dan membantu mereka mengatasi pikiran negatif:

1. Biarkan mereka merasakan emosi negatif

Mengabaikan perasaan dapat menjadi bumerang dan membuat anak-anak lebih sadar diri. Berbicara kepada anak tentang emosi negatif atau memberi tahu mereka bahwa mereka bereaksi berlebihan, mungkin bisa membatalkan perasaan mereka.

Mungkin sulit pada saat itu, tetapi akan lebih bermanfaat bagi mereka dalam jangka panjang untuk belajar dari sedini mungkin bagaimana menghadapi emosi negatif. “Biarkan mereka mengalami berbagai emosi dan bantu mereka belajar untuk mempercayai pengalaman mereka,” kata dia.

2. Hindari "memperbaiki" emosi mereka

Jangan memperlakukan perasaan mereka seperti masalah yang harus diselesaikan. Daripada menyuruh anak untuk memperbaiki, fokuslah untuk mendengar apa yang dirasakan oleh anak dan membantu mereka memahami emosi mereka.

“Biarkan anak-anak memecahkan masalah mereka sendiri sebanyak yang sesuai dengan perkembangan, diiringi dengan dorongan dan dukungan,” ujar Irina.

3. Fokus pada mindset berkembang

Beberapa pujian dapat lebih membantu dalam meningkatkan harga diri anak dibandingkan hal lain. Dorong anak agar memperhatikan atau menghargai upaya yang telah mereka lakukan, bukan hasilnya saja.

“Komunikasikan (fakta) bahwa keterampilan dibangun melalui usaha dan kerja keras, daripada berfokus pada hasil saja,” kata Irina.

Jika anak mencetak poin dalam sebuah permainan, maka orang tua dapat mengatakan, "Wow, kamu telah menghabiskan banyak latihan untuk mencoba melakukannya, bagaimana rasanya", daripada hanya berfokus pada perasaan setelah "mencetak gol".

Jika mereka menggambar, maka orang tua dapat berkomentar, "Aku melihat kamu bekerja sangat keras untuk itu. Bagaimana pendapat kamu tentang menggunakan warna-warna itu", daripada hanya memuji betapa cantiknya gambar yang dibuat.

“Orang tua pasti ingin anak percaya diri secara internal dari dalam jiwanya, daripada bergantung pada validasi dari sumber atau penghargaan eksternal dari orang-orang,” kata Irina.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement