REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan sinar matahari setiap hari sangat penting untuk kesehatan pikiran dan tubuh. Selama musim panas atau kemarau, setiap individu akan lebih banyak menghabiskan waktu di outdoor untuk mendaki, berlibur, berolahraga di alam terbuka dan kegiatan lainnya. Kemudian musim hujan atau dingin tiba, dan entah bagaimana kebiasaan sehat itu mulai tersisih, dan diganti dengan perasaan mager.
Karena itu, pernahkah Anda memperhatikan bahwa lebih mudah menurunkan berat badan selama musim panas atau kemarau daripada musim penghujan atau dingin? Faktanya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports, sinar matahari memang bisa memainkan peran utama dalam membakar lemak.
Secara khusus, cuaca panas menyebabkan pencernaan lebih lambat dan membuat perut merasa kenyang lebih lama. Selain itu, cuaca panas juga memberi banyak peluang untuk membakar lemak perut dan mendukung tujuan penurunan berat badan.
Sebaliknya, tidak adanya sinar matahari dapat menyebabkan penambahan berat badan. Peter Light, seorang penulis studi tersebut mengatakan bahwa paparan sinar matahari yang kurang mungkin mempromosikan penyimpanan lemak dan berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa nutrisi dan olahraga adalah kunci untuk menghilangkan lemak perut yang tidak diinginkan, tetapi penelitian menunjukkan sinar matahari juga dapat membantu. Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health melaporkan bahwa radiasi ultraviolet alias sinar matahari memiliki kemampuan untuk mengurangi penambahan berat badan dan perkembangan disfungsi kardiometabolik pada tikus.
Tapi bagaimana cara membakar lemak pada manusia? Menurut studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Scientific Reports, paparan sinar matahari mempengaruhi fungsi jaringan adiposa putih subkutan (scWAT) pada manusia. Sel-sel lemak putih ini ditemukan di bawah kulit (disebut lemak subkutan) atau di sekitar perut (dikenal sebagai lemak visceral).
Peran utama mereka adalah untuk menyimpan dan melepaskan trigliserida. Tetapi, jika terlalu banyak disimpan, ini dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan gangguan kardiometabolik lainnya.
"Ketika panjang gelombang cahaya biru matahari (cahaya yang bisa kita lihat dengan mata kita) menembus kulit kita dan mencapai sel-sel lemak tepat di bawahnya, tetesan lipid berkurang ukurannya dan dilepaskan keluar dari sel. Dengan kata lain, sel-sel kita tidak menyimpan banyak lemak," kata Light seperti dilansir dari Health Digest, Ahad (11/9/2022).
Namun tetap saja, ketika berbicara soal beraktivitas di bawah sinaran matahari, Light mengingatkan untuk selalu mengenakan pelindung seperti topi, sunscreen dan lainnya.