REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- JAKARTA -- Aktor Jason Momoa identik dengan tubuh kekar dan rambut gondrong. Namun baru-baru ini, publik dikejutkan dengan keputusan Momoa mencukur rambut panjang yang sudah lama menjadi ciri khasnya.
Alasan Momoa memangkas rambutnya sebagai wujud protes terhadap polusi lingkungan yang diakibatkan kemasan plastik sekali pakai. Pada 2019, Momoa pernah melakukan hal serupa, namun simbol protes dilakukan dengan mencukur jenggot.
Aktor 43 tahun kelahiran Hawaii itu membagikan video proses makeover penampilannya ke Instagram, Senin (5/9/2022) waktu setempat. Sambil berseloroh, pada keterangan foto Momoa mengatakan bahwa dia sekarang dapat merasakan angin di kepalanya sesudah memangkas rambutnya.
"Mencukur rambut. Melakukannya untuk plastik sekali pakai. Saya bosan dengan masalah botol plastik ini, kita harus berhenti. Garpu plastik, semua itu masuk ke tanah kita, masuk ke laut kita. Sangat menyedihkan," ujar Momoa, dikutip dari laman Entertainment Weekly, Kamis (8/9/2022).
Dia mengimbau semua orang mengusahakan upaya apa pun yang dapat dilakukan untuk menghilangkan plastik sekali pakai dalam hidup masing-masing. Bintang film Aquaman itu berharap ada awal yang baru di mana semua orang tergerak melindungi tanah dan lautan.
Selain unggahan di akun Instagram pribadi @prideofgypsies, Momoa telah cukup lama menyoroti masalah polusi plastik dengan gencar. Dia sekaligus mempromosikan produk botol air yang dapat digunakan kembali dari perusahaan yang dia dirikan, Mananalu.
Pada 2019, Momoa sempat mendapat reaksi negatif karena berkomentar soal botol plastik di akun media sosial Chris Pratt. Momoa kemudian meminta maaf atas hal itu, mengklarifikasi bahwa dia dan keluarganya sangat menyukai Pratt. Dia hanya menyoroti soal botol plastiknya.
Pada penampilan publiknya, Momoa pernah pula meminta para pemimpin global untuk menegosiasikan regulasi yang kuat dan mengikat tentang konservasi. Begitu pula soal pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut di wilayah di luar yurisdiksi nasional di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
"Kita mencemari dan menangkap ikan secara berlebihan di lautan. Iklim memanaskannya, menghilangkan oksigennya, dan mengubah lautan kita menjadi lebih asam. Kita mengancam keberadaan kehidupan di bawah air. Ini tidak bisa menunggu," kata Momoa di unggahan Instagram terpisah.