REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bagian penting dari sistem pernapasan dan penciuman, hidung membantu bernapas dan menghirup aroma. Namun, fungsi hidung ternyata tak sebatas itu.
Para ahli mengatakan hidung juga memiliki beberapa fakta mengejutkan yang kebanyakan dari orang tidak menyadarinya. Faktanya, setiap kali bernapas, bersin, atau berbicara, hidung mungkin melakukan salah satu fungsi menarik tersebut.
Berikut adalah enam fakta unik yang jarang diketahui banyak orang tentang hidung, seperti dilansir laman Best Life, Jumat (2/9/2022):
1. Hidung bernapas melalui satu lubang pada satu waktu
Hidung adalah struktur tunggal, dibagi oleh septum menjadi dua lubang hidung. Sementara bagi sebagian besar dari kita, rasanya seolah-olah kita bernapas secara merata melalui kedua lubang hidung setiap saat.
Para ahli mengatakan, kita sebenarnya menggunakan satu lubang hidung dominan untuk melakukan sebagian besar pernapasan yang berat, kemudian beralih ke sisi lainnya. ”Pada waktu tertentu, orang melakukan sekitar 75 persen pernapasan mereka dari satu lubang hidung dan 25 persen dari lubang hidung lainnya,” kata beberapa pakar dari Live Science.
Jika mendekati cermin dan bernapas melalui hidung, cermin akan berkabut. Dua tanda uap akan terlihat, tapi satu tanda akan lebih besar dari tanda lainnya, karena kebanyakan orang bernapas melalui satu lubang hidung pada satu waktu.
2. Hidung melembapkan udara sebelum mencapai paru-paru
Sebagai salah satu jalur utama tubuh ke paru-paru, hidung melakukan fungsi penting yakni melembapkan napas. Ini dilakukan dengan mengirimkan udara melalui conchae (serangkaian struktur tulang sempit yang terletak di rongga hidung bagian atas) yang melembapkan dan menghangatkan udara saat mengalir ke paru-paru.
“Hidung meler yang dialami dalam cuaca dingin adalah contoh terbaik dari efek pemanasan dan pelembap. Itu berasal dari kondensasi uap air di hidung ketika udara dingin masuk,” kata spesialis THT, Michael Benninger, kepada Cleveland Clinic.
3. Hidung berfungsi sebagai pembersih udara
Fungsi penting lainnya dari hidung adalah memurnikan udara sebelum mencapai paru-paru. “Seluruh sistem saluran udara dilapisi dengan lapisan tipis lendir lengket yang menjebak partikel debu, bakteri, dan polutan lainnya,” kata Lembaga Spesialis Jaringan Alergi dan Asma.
Rambut-rambut kecil yang disebut silia, menyapu lendir dari rongga hidung ke bagian belakang tenggorokan, di mana ia dapat ditelan dan dinetralkan di perut. Untuk alasan itu, rongga hidung adalah pintu masuk terbaik untuk udara luar ke dalam sistem pernapasan, berbeda dengan mulut.
4. Bernapas melalui hidung membantu mengingat sesuatu dengan lebih baik
Indra penciuman terkait erat dengan ingatan. Sebuah studi pada 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Neuroscience, menemukan bahwa orang yang bernapas melalui hidung cenderung mengingat sesuatu dengan lebih baik. Peneliti menguji hal itu dengan menawarkan peserta studi berbagai bau, kemudian menginstruksikan mereka untuk bernapas baik melalui hidung atau mulut pada jam berikutnya. Mereka yang bernapas melalui hidung kemudian mengingat baunya lebih baik daripada mereka yang bernapas melalui mulut.
Kenangan melewati tiga tahap utama dalam perkembangannya, yakni pengkodean, konsolidasi, dan pengambilan. "Bukti yang berkembang dari penelitian pada hewan dan manusia, menunjukkan bahwa respirasi memainkan peran penting dalam mekanisme perilaku dan saraf yang terkait dengan pengkodean dan pengenalan,” kata penulis penelitian tersebut.
5. Hidung bertanggung jawab atas nada suara
Banyak yang mengira pita suara menentukan cara suara terdengar, tetapi hidung juga memainkan peran penting itu. “Suara diproduksi di laring, tetapi suara itu benar-benar suara berdengung,” kata Cleveland Clinic.
Kekayaan suara ditentukan oleh bagaimana suara diproses di atas laring, yang terjadi di hidung dan tenggorokan. Suara hidung yang kita dengar pada seseorang yang pilek dan alergi, disebabkan oleh hilangnya resonansi hidung, karena udara tidak melewati hidung.
6. Pola bersin kemungkinan besar bersifat genetik
Jika cenderung bersin beberapa kali, polanya bukanlah suatu kebetulan. Para ilmuwan berasumsi bahwa pola bersin seperti itu adalah genetik, tetapi masalah ini belum dipelajari secara ekstensif. “Sebagian besar karena sering bersin tidak berbahaya,” tulis The New York Times pada 2013.
Demikian pula, bersin fotik (istilah yang mengacu pada bersin sebagai respons melihat cahaya terang) juga diyakini bersifat genetik. Para peneliti berteori bahwa bersin fotik dihasilkan dari jalur saraf yang bersilangan untuk refleks respons cahaya dan refleks bersin.
“Ini memiliki pola keturunan autosomal-dominan, yang berarti bahwa gen bermutasi dan menyebabkannya dominan serta perlu muncul hanya pada satu salinan dari pasangan gen yang diwariskan,” kata artikel yang sama.