REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, kategori kepribadian dikenal dengan introver atau ekstrover. Namun, ternyata ada "anak tengah" di antara keduanya, yaitu ambiver.
Peneliti Wharton School of Business di Amerika Serikat, Adam Grant, menjelaskan ambiver sifatnya lebih fleksibel dan mampu menavigasi interaksi sosial yang berbeda dengan mudah. Dia menilai orang ambiver dapat memiliki kesuksesan besar.
Grant menciptakan istilah "keunggulan ambiver" setelah menilai kemungkinan orang ekstrover lebih baik dalam dunia penjualan daripada orang introver. Dia meyakini ada lebih dari separuh populasi merupakan ambiver, namun mereka kemungkinan besar tidak menyadarinya.
Apa itu ambiver? Sementara seorang introver mendapatkan energi mereka dari menghabiskan waktu sendirian atau dengan keluarga yang sangat dekat dan ekstrover adalah kupu-kupu sosial, ambiver berada di tengah keduanya.
"Ambiver secara alami cenderung menyeimbangkan dan mengatur diri mereka sendiri dengan campuran waktu sendiri, waktu bersama orang lain, waktu di rumah dan waktu keluar, dan sekitar," kata psikolog klinis dan penulis, Marianne Trent, dilansir Express, Selasa (30/8/2022).
Trent mengatakan ambiver lebih cenderung merasa nyaman dengan perpaduan yang baik dari semua pengaturannya. Seperti yang ditemukan Grant, dalam penjualan, ambiver secara alami terlibat dalam pola bicara dan mendengarkan yang fleksibel.
Orang ambiver lebih cenderung mendengarkan minat pelanggan dan tidak terlalu rentan untuk tampil terlalu bersemangat atau terlalu percaya diri. Jika Anda berjuang untuk masuk ke dalam satu kelompok kepribadian, Anda mungkin seorang ambiver.
Seorang neurolinguistik pemrograman dan coach, Rebecca Lockwood, meyakini bahwa ambiver dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda lebih mudah daripada introver dan ekstrover. Memikirkan sesuatu sebelum berbicara juga merupakan sifat umum dari seorang ambiver.
"Memaksimalkan hal ini dapat membantu mereka," ujar Lockwood.
Lockwood menjelaskan ambiver adalah pendengar yang sangat baik dan tidak bosan mendengarkan masalah seseorang sehingga mereka sangat dapat dipercaya. Ambiver juga bisa berada dalam dua situasi yang sama sekali berbeda, yaitu pesta yang penuh dengan orang namun tetap bisa nyaman saat berada sendirian di ruangan.
Menggabungkan kepercayaan diri seorang ekstrover dan pesona wallflower introvert, ambiver memiliki resep untuk sukses. Penelitian Grant menemukan ambiver menarik 24 persen lebih banyak pendapatan daripada introver, dan 32 persen lebih banyak pendapatan daripada ekstrover.
Itu sebagian besar karena ambiver cenderung tegas tanpa menjadi sombong atau terlalu percaya diri. Trent mengatakan ambiver yang memiliki kualitas ramah dan pemalu dapat menyesuaikan diri dengan suhu audiens dan fleksibel untuk mendapatkan hasil yang optimal.
"Jadi, singkatnya, ambiver mungkin merasa lebih mudah untuk bergaul dengan baik dengan kebanyakan orang," kata Trent.