REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagal jantung menjadi salah satu penyakit kronis yang perlu diwaspadai karena bisa mengancam jiwa. Sama dengan kondisi kardiovaskular lainnya seperti penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik bagi orang untuk mengurangi risikonya adalah dengan berolahraga.
Namun, yang belum banyak dipahami adalah tentang berapa durasi, frekuensi dan intensitas olahraga yang harus dilakukan. Kini, sebuah studi baru dari American Heart Association (AHA) yang diterbitkan di jurnal Circulation menemukan jawabannya.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari Biobank Inggris terhadap 94 ribu peserta yang semuanya orang Inggris. Data ini digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas secara objektif untuk menarik kesimpulan tentang risiko gagal jantung.
Hasilnya ditemukan bahwa lebih banyak olahraga dapat mengurangi risiko gagal jantung seseorang. Anggota penulis studi Frederick Ho mengatakan, ada banyak cara potensial bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko gagal jantung. Misalnya, aktivitas fisik membantu mencegah penambahan berat badan dan kondisi kardiometabolik terkait, seperti tekanan darah tinggi dan Diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko gagal jantung.
Ho mengatakan bahwa olahraga teratur dapat membantu menguatkan otot jantung, yang pada gilirannya dapat mencegah berkembangnya gagal jantung. Semakin kuat jantung semakin banyak darah yang dapat dipompa ke seluruh tubuh ke organ dalam.
"Selain itu, olahraga membantu membakar kelebihan lemak visceral dan lemak lain di dalam tubuh yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, sehingga mengurangi kondisi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau strok," kata Ho, seperti dilansir laman Express, Rabu (31/8/2022).