REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika Anda selalu terbangun pada pagi hari dalam keadaan berkeringat, bahkan jika cuaca tidak panas dan tidak mengenakan selimut, Anda pasti bertanya-tanya apa yang salah? Apakah ada masalah kesehatan yang mengintai?
Permasalahan keringat malam cukup umum. Dalam satu penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Family Medicine, sekitar sepertiga pasien perawatan primer melaporkan keringat malam selama sebulan terakhir. Tetapi menurut penulis studi James Mold, kebanyakan penderita keringat malam tidak pernah melaporkan gejala tersebut ke dokter mereka.
Penelitian juga menyebut bahwa keringat malam bisa disebabkan ketika tubuh menggunakan keringat untuk mengurangi suhu inti saat melonjak di atas ambang batas yang disebut zona termonetral. Banyak hal yang dapat mendorong suhu tubuh ke zona ini, mulai dari penggunaan selimut tebal hingga proses inflamasi di dalam tubuh saat mengalami infeksi atau penyakit.
Beberapa kondisi dapat memengaruhi sistem saraf simpatik, kelenjar keringat, atau faktor lain yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Mungkin juga orang yang berolahraga dikondisikan untuk berkeringat pada suhu yang lebih rendah dari yang diharapkan, menurut tinjauan studi Mold dan rekan-rekannya.
Sementara itu, dalam tinjauan literatur yang diterbitkan dalam Journal of American Board of Family Medicine, dr Mold dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa beberapa faktor meningkatkan kemungkinan berkeringat pada malam hari, termasuk serangan panik, masalah tidur, demam, mati rasa di tangan dan kaki, kecemasan dan gangguan tidur, stres, dan kesulitan bernapas pada malam hari.
“Berkeringat pada malam hari juga bisa menjadi efek samping dari pengobatan, termasuk inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), biasanya diresepkan untuk depresi. Meskipun penyebab belum terbukti atau dibantah dengan pasti, tampaknya SSRI adalah penyebabnya,” kata Mold seperti dilansir Men’s Health, Rabu (31/8/2022),
Hormon juga dapat dikaitkan dengan mengapa seseorang mengalami keringat malam. Sementara pria tidak mengalami keringat malam sesering wanita, mereka terkadang dapat disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah juga dikenal sebagai hipogonadisme pria.
Selain itu, menurut Mayo Clinic, penyebab potensial lainnya termasuk alkohol dan penggunaan zat yang berlebihan, serta kecemasan. Berkeringat pada malam hari juga bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius seperti jenis kanker tertentu, jadi segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mulai mengalami keringat malam.
Dalam beberapa kasus, keringat malam bisa mengindikasikan masalah serius. Tinjauan studi Mold menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi gejala penyakit autoimun, masalah jantung, atau sleep apnea, yang dapat menyebabkan seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur.
“Meskipun kasus ini cukup jarang, jika Anda bangun dengan keringat hampir setiap malam, Anda harus menemui dokter. Jangan lupa untuk memantau suhu tubuh dua kali sehari selama sepekan untuk mendeteksi demam, dan mencatat gejala lain untuk dibawa ke dokter Anda,” kata Mold.
Pada akhirnya, cara terbaik untuk mengurangi keringat malam adalah dengan mengobati kondisi mendasar apapun yang menyebabkannya. Dalam kasus keringat malam yang diinduksi SSRI, beberapa orang telah melihat perbaikan dengan menambahkan obat yang disebut alpha-adrenergic blocker.
“Anda juga harus tidur dengan pakaian yang mudah menyerap keringat, hindari menggunakan selimut atau sprei yang tebal, dan hindari makan makanan pedas sebelum tidur,” kata dia.