Jumat 26 Aug 2022 20:10 WIB

Cara Terbaik dan Terburuk Mengeringkan Tangan Menurut Ahli Kesehatan

Tidak mengeringkan tangan setelah pergi ke toilet sebenarnya bisa lebih buruk.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Cara terbaik dan terburuk mengeringkan tangan. (ilustrasi)
Foto: gmagazine.com.au
Cara terbaik dan terburuk mengeringkan tangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan mencuci tangan tampaknya sudah mulai terpupuk di kalangan masyarakat selama pandemi Covid-19. Akan tetapi, barangkali sebagian orang belum mengetahui cara mengeringkan tangan yang tepat setelah mencuci tangan dengan air dan sabun.

Padahal, mengeringkan tangan sama pentingnya dengan mencuci tangan untuk menghentikan penyebaran kuman. Menurut pakar kesehatan, tidak mengeringkan tangan setelah pergi ke toilet sebenarnya bisa lebih buruk dibandingkan tidak mencucinya sama sekali.

Baca Juga

Alasannya, bakteri seperti E coli tumbuh subur di permukaan yang lembap, termasuk tangan yang basah. Hasil dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa 85 persen mikroba yang disebarkan oleh orang yang mencemari permukaan terjadi saat tangan masih lembap.

Pada studi itu, ahli mikrobiologi David Webber memeringkat delapan metode pengeringan tangan paling populer di dunia, dari yang terbaik hingga yang terburuk. Teknik terbaik dijuluki "cara ahli bedah", yakni mengeringkan setiap bagian dari tangan di bawah alat pengering.

Jika melakukan cara ini, seseorang harus meregangkan jari-jari di bawah alat pengering sehingga memastikan seluruh tangan kering dan bebas dari bakteri. Meremas-remas tangan di bawah alat pengering adalah metode terbaik kedua. Cara terbaik ketiga yakni mengguncang tangan untuk menghilangkan kelebihan air lalu memakai handuk kertas.

Webber menyampaikan, metode terburuk adalah membiarkan tangan mengering sendiri tanpa upaya apa pun. Menurut Webber, cara itu merupakan yang paling tidak higienis. Pengeringan lain yang dia sarankan untuk dihindari adalah dengan tisu toilet.

Begitu juga menyeka tangan pada celana atau menggunakan air berlebih untuk membasuh rambut. Memakai sisa air di tangan untuk menyeka rambut malah membuat kulit kepala berisiko terpapar mikroba, termasuk bakteri penyebab jerawat.

Webber mengakui pandemi telah cukup manjur membuat banyak orang rajin mencuci tangan sesuai panduan otoritas kesehatan. Sayangnya, belum ada panduan serupa tentang prosedur yang benar untuk mengeringkan tangan, yang dia sebut sama perlunya.

"Penelitian menunjukkan bahwa perpindahan bakteri secara langsung berkaitan dengan waktu dan efektivitas pengeringan tangan. Perpindahan bakteri secara progresif menurun saat air dihilangkan," ujar Webber, dikutip dari laman Metro, Jumat (26/8/2022).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement