Senin 22 Aug 2022 18:08 WIB

Dinkes: Penularan Cacar Monyet Antarmanusia tidak Mudah, Tetap Waspada tanpa Panik

Masyarakat diserukan waspada, namun tidak panik dengan temuan kasus cacar monyet.

Seorang dokter menunjukkan lesi pada kaki pasien cacar monyet di RS Arzobispo Loayza di Lima, Peru, Selasa, 16 Agustus 2022. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyerukan masyarakat waspada tanpa panik dalam merespons temuan kasus pertama cacar monyet.
Foto:

Penyakit menular seksual?

Seorang dokter asal Nigeria, Dimie Ogoina, yang merawat pasien selama wabah cacar monyet pada 2017 di negaranya mengatakan bahwa virus monkeypox sekarang telah menunjukkan semua tanda-tanda penyakit menular seksual (PMS). Pernyataan ini diungkapkannya karena semakin banyak kasus di AS yang muncul dan telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan.

Ogoina merupakan dokter yang menangani kasus cacar monyet pertama di Nigeria dalam hampir 40 tahun. Pada 2017, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun datang kepadanya dengan ruam seperti cacar air.

Ogoina mengatakan dia belum pernah melihat kasus cacar monyet secara langsung. Dia hanya melihat kasus itu melalui gambar.

Ogoina menemukan kasus cacar monyet pertama yang terdokumentasi pada manusia pada tahun 1970-an di antara anak-anak dari Kongo, Liberia, dan Sierra Leone. Sebelum itu, para ilmuwan mendeteksi kasus pertama pada monyet di fasilitas hewan di Kopenhagen, Denmark, pada 1958. Dari situlah, penyakit ini mendapatkan nama "cacar monyet".

Namun, pada 2017, Ogoina, seorang profesor kedokteran dan penyakit menular di Niger Delta University memperhatikan bahwa bocah lelaki berusia 11 tahun itu tidak melakukan kontak dengan hewan. Virus itu menyebar di antara keluarganya. Pertama menginfeksi pamannya, kemudian menyebar ke ibu, ayah, dan adik laki-lakinya.

Setelah mengirimkan sampel lesi anak laki-laki itu ke laboratorium di Senegal, Ogoina mengonfirmasikan kecurigaannya, yakni bahwa anak laki-laki itu terjangkit kasus cacar monyet pertama di Nigeria dalam 38 tahun. Wabah pada 2017 itu kemudian tumbuh menjadi 200 kasus yang dikonfirmasi di Nigeria.

Baca juga : Dinkes: Tiga Warga DKI Kontak Erat dengan Kasus Pertama Cacar Monyet, tak Alami Keluhan

Sejak itu, virus cacar monyet berubah dari penyakit langka menjadi endemik di Afrika dengan kasus menyebar terutama di kalangan pria muda, gay, dan biseksual. Meskipun virus ini bukan endemik di AS, Ogoina mengatakan kepada Fox News bahwa menurut pendapatnya, virus itu menunjukkan tanda-tanda menjadi "PMS yang sudah tak terbantahkan".

"Ini berarti virus menyebar di antara populasi AS seperti penyakit lain, seperti klamidia, gonore, atau HIV," ujar Ogoina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement