REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Di dunia film horor, hanya sedikit waralaba yang benar-benar "mati". Sebagai buktinya, film horor thriller hit Orphan: First Kill kini tersedia di platform streaming di Paramount+.
Film ini adalah prekuel dari kisah sebelumnya yang dirilis pada 2009. Ini adalah ide liar, tetapi sekaligus membuktikan bahwa segala sesuatu mungkin terjadi di genre film ini. Jadi, bagaimana dengan Orphan 3? Sutradara Orphan: First Kill, William Brent Bell menyatakan kesediaannya mengerjakan lanjutan dari filmnya.
"Itu juga harus menjadi naskah yang sangat keren. Ada 30 tahun hidupnya (yang belum kami jelajahi). Ada begitu banyak pengalaman hidup yang bisa kami mainkan,” kata Bell dilansir Slash Film, Sabtu (20/8/2022).
Dia mengatakan, film ini bisa menjadi lebih gelap atau justru terang. ”Membuat dia (Isabelle Fuhrman) lebih bertanggung jawab, dan jahat, tetapi juga terkadang lebih menyenangkan. Jadi tentu saja ada (potensi di sana),” ujarnya.
Seperti apa pun di Hollywood, ini semua tentang penerimaan dan uang. Padahal, jika jujur, uang selalu lebih penting dari kedua faktor itu. Kabar baik untuk Orphan: First Kill adalah penerimaannya sebagian besar positif hingga saat ini.
Film Orphan pertama mencetak kesuksesan besar, menghasilkan 78 juta dolar AS (sekitar Rp 1,1 triliun) dari anggaran 20 juta dolar AS (sekitar Rp 297 miliar). Film tersebut juga memiliki penjualan “rumahan” yang kuat lewat DVD. Namun, prekuel First Kill lebih merupakan permainan streaming karena keduanya tayang di Paramount+ dan memainkan rilis di bioskop terbatas. Meskipun Paramount tidak membatasi opsi karena juga tersedia di VOD melalui penyedia lain.
Jika film ini berjalan cukup baik dari perspektif akuntansi, Paramount pasti akan berusaha mempertahankan waralaba. Orphan: First Kill sedang streaming sekarang di Paramount+.
Kisah menakutkan karakter antagonis utama, Esther, diungkap dalam prekuel mendebarkan dari hit horor orisinal dan mengejutkan, Orphan. Setelah merencanakan pelarian yang brilian dari fasilitas kesehatan psikiatri Estonia, Esther melakukan perjalanan ke Amerika dengan menyamar sebagai gadis kecil yang hilang dari keluarga kaya, padahal dia sudah berusia dewasa. Hal tak terduga muncul yang membuatnya berhadapan dengan seorang ibu yang akan melindungi keluarganya dari pembunuh dengan cara apa pun.