REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, virus penyebab cacar monyet, yakni monkeypox, memang satu genus dengan penyebab cacar (smallpox). Jadi, tak salah bila ada pendapat yang menyebut vaksin cacaryang sebelum tahun 1980-an diberikan ke masyarakat dunia dapat melindungi terhadap cacar monyet yang kini mewabah.
"Ini dasar pendapat bahwa vaksin yang puluhan tahun lalu diberikan untuk cacar masih mungkin berperan untuk melindungi dari cacar monyet sekarang ini," kata Prof Tjandra, Selasa (9/8/2022).
Mengutip pendapat Dr Anthony Fauci selaku penasehat penyakit menular pemerintah Amerika Serikat, Prof Tjandra menyebut lamanya proteksi vaksin cacar dapat berbeda dari orang ke orang. Artinya, tidak ada jaminan penuh bahwa mereka yang dulu sudah divaksinasi cacar kini akan tetap terlindungi dari cacar monyet.
Prof Tjandra menjelaskan WHO mengatakan bahwa beberapa studi obsevasional menunjukkan bahwa vaksin cacar punya efektifitas 85 persen mencegah cacar monyet. Artinya, setidaknya masih ada 15 persen yang tidak terlindungi.
"Kalau populasi besar maka jumlah mutlaknya besar juga," kata Prof Tjandra.
WHO juga mengatakan mereka yang sudah pernah divaksinasi cacar dan kemudian masih tertular cacar monyet maka gejalanya akan lebih ringan. Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan hingga saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang terjangkit virus monkeypox.
Namun, Budi menyatakan untuk mengantisipasi adanya virus tersebut, pemerintah sedang mencari vaksinnya. Sebenarnya, menurut Budi, sudah ada sebanyak 11 orang suspek diduga cacar monyet.
Ciri-cirinya terdapat bintik-bintik merah di tubuh orang tersebut. Namun, dari 11 suspek tersebut setelah dites ternyata bukan cacar monyet.
"Istilah kami, tidak monkeypox, gejala-gejala yang sudah ada di tangan begitu di swab negatif. Kita ambil lesinya ke Jakarta untuk diperiksa dan itu negatif. Kita belum menemukan monkeypox di Indonesia," ungkapnya.