Senin 08 Aug 2022 23:01 WIB

Ingin Bepergian Tapi Miliki Bayi, Ini Pesan Psikolog

Bayi masih beradaptasi dengan dunia luar yg ramai.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
Ingin Bepergian Tapi Miliki Bayi, Ini Pesan Psikolog. Foto:   Seorang bayi berada di tengah sejumlah pemudik yang berebut masuk ke dalam bus untuk pulang ke kampung halaman mereka dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (6/6/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Ingin Bepergian Tapi Miliki Bayi, Ini Pesan Psikolog. Foto: Seorang bayi berada di tengah sejumlah pemudik yang berebut masuk ke dalam bus untuk pulang ke kampung halaman mereka dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (6/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI)sekaligus psikolog klinis Adriana Soekandar Ginanjar meminta orang tua yang memiliki bayi supaya lebih bijak ketika ingin keluar rumah. Sebab, bayi masih beradaptasi dengan dunia luar yang ramai, jadi perlu dilindungi.

Adriana meminta orang tua bisa lebih bijak, karena ini terkait dengan orang tua dengan anak. 

Baca Juga

"Menurut saya kalau punya bayi itu harus diingat bahwa dia berasal dari rahim yang sangat nyaman, suara-suara juga disaring karena di dalam, stimulus dari luar juga disaring kemudian (lahir) dan kini ada di dunia yang sangat ramai, sentuhannya juga sangat banyak. Ada proses adaptasi," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (8/8/2022).

Artinya, ia meminta bayi bisa dilindungi. Sebab, ia melihat kini banyak bayi yang usianya masih kecil, bahkan masih baru lahir tetapi sudah dibawa keluar ke mal, atau naik pesawat. Padahal, ia mewanti-wanti bahwa bayi perlu dilindungi. Bukan memperlakukannya seperti anak yang lebih besar yang boleh dipamerkan. Ia meminta ibu harus berempati kepada bayinya karena kini anaknya sudah ada di dunia yang sangat berbeda. Ia mengingatkan bayi ini membutuhkan pelukan seperti di dalam rahim, membutuhkan suasana yang nyaman dan tidak bising dan proses adaptasinya bertahap.

Jadi, ia meminta orang tua memperhatikan kondisi buah hatinya ketika hendak keluar rumah. Kalau memang harus keluar rumah, ia meminta ortu memperhatikan jadwal bayinya bagaimana. Misalnya bangun jam berapa, mandi jam berapa, hingga makan jam berapa. 

"Kemudian ketika membawa bayi akan sangat baik ketika sudah bangun, sudah merasa nyaman karena sudah mandi, sudah makan, berganti baju kemudian dibawa," katanya.

Adriana meminta orang tua juga pastikan juga bepergian di tempat yang nyaman, bukan yang ramai dan pastikan berapa lama. Ia berpesan jika ini luput maka secara tak disadari dalam psikologis si bayi jadi tak punya rutinitas yang membuat menjadi tenang. Ia menambahkan kalau bayi dibawa keluar rumah kemudian bisa membuat jadwal makan dan tidur buah hati jadi mundur maka tentu merusak tatanan kehidupan dia, mempersulit adaptasi dan bisa mempengaruhi secara psikologis. Ia meminta sebelumnya orang tua bisa membaca masalah mengajak bayi keluar karena banyak bahan bacaan.

"Konsultasi juga ke dokternya anaknya bisa diajak keluar usia berapa, naik pesawat kah atau naik kendaraan umum, berapa lama keluar, hingga kondisi anaknya seperti apa, apakah sangat sehat atau kemungkinan rentan. Jangan hanya sekadar dibawa apalagi kalau tujuannya hanya untuk kesenangan orang tuanya yang ingin rekreasi atau memamerkan anaknya," katanya.

Sementara jika mendesak harus keluar rumah membawa bayi karena alasan  misalnya ingin menengok ibu ortu yang sakit, Adriana meminta orang tua membawakan dorongan tempat tidur yang nyaman. Kemudian, pastikan kondisi dan situasi tempat tujuan seperti apa, misalnya udara yang sejuk atau panas. Yang jelas, ia meminta jangan sampai anak terlambat makan, bahkan tak ada yang memperhatikan. 

"Kalau mau keluar pikirkan benar-benar persiapannya," ujarnya. 

Lagi-lagi ia meminta orang tua untuk berkonsultasi pada dokter dan yang memahami kondisi anak mengenai praktik berapa lama bayi bisa diajak keluar rumah.

Sebelumnya, seorang bayi perempuan berusia 6 bulan meninggal dunia usai dibawa orang tuanya berkendara dengan motor dari Tegal, Jawa Tengah, menuju Surabaya, Jawa Timur. Mereka ke Surabaya untuk menonton pertandingan klub kesayangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement