REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Air Susu Ibu (ASI) pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, pemberian ASI pada bayi memiliki banyak manfaat kepada anak maupun ibunya, mulai dari mencegah stunting hingga kematian sang ibu. Ketua Satgas ASI IDAI dr Naomi Esthernita F Dewanto mengatakan, pemberian ASI eksklusif secara baik dalam enam bulan pertama kehidupan bayi dapat mencegah terjadinya stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita). Sebab, ASI mengandung nutrisi komplit seperti hormon pertumbuhan, vitamin, dan zat anti infeksi.
ASI juga mengandung banyak zat bioaktif seperti immunoglobulin dan laktoferin. Zat-zat bioaktif tersebut berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh bayi lantaran bayi lahir dalam kondisi imun rendah.
"Karena itu lah ASI itu merupakan imunisasi pertama bagi bayi untuk menghindari penyakit dan kematian," kata Naomi dalam Seminar Media Dalam Rangka World Breastfeeding yang digelar IDAI secara daring, Sabtu (6/8).
Lebih lanjut, Naomi menjelaskan bahwa immunoglobulin (protein pelindung dari penyakit) akan keluar melalui ASI ketika sang ibu sakit. Alhasil, bayi yang menyusui akan mendapatkan kekebalan dari penyakit tersebut. "Bayi mendapat imunisasi alami dari ibunya," ujar Naomi.
Ia pun mencontohkan hal ini pada penularan Covid-19. Bayi diketahui tak mendapatkan imunisasi atau vaksinasi Covid-19. Tapi, bayi bisa mendapatkan kekebalan lewat immunoglobulin dari ASI apabila sang ibu terinfeksi Covid-19 ataupun mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Naomi menambahkan, ASI juga dapat mencegah kematian pada ibu. Misalnya, ketika sang ibu mengalami pendarahan. "Dengan dia menyusui, itu akan mengurangi kontraksi sehingga mengurangi risiko pendarahan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, pemberian ASI juga dapat mengejar risiko kanker, obesitas, dan diabetes. "Pemberian ASI juga bisa mengurangi depresi pascamelahirkan, sehingga dapat menurunkan angka kejadian bunuh diri," kata Kepala Departemen Pediatri Universitas Tarumanegara itu.
Dengan berbagai manfaatnya itu, Naomi pun mengingatkan para ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Selepas usia enam bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang aman.
Ia juga mendorong semua pihak untuk meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Semuanya harus mengambil peran, mulai dari tenaga kesehatan, keluarga, kalangan pengusaha, media, dan tentunya pemerintah.
Pasalnya, tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) tahun 2021, hanya 50 persen bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif enam bulan. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan angka 70 persen.