REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi ekstensif yang melibatkan lebih dari 116 ribu orang selama 30 tahun menemukan bahwa aktivitas fisik atau olahraga bukan saja bermanfaat bagi tubuh tapi juga mengurangi risiko kematian. Jika latihan dilakukan sedikit lebih intens, misalnya, 150 hingga 300 menit per pekan, kemungkinan tubuh akan lebih menuai manfaat.
Tentu setiap manusia akan meninggal dunia. Hanya saja, penelitian baru ini hendak menunjukan bukti bahaa latihan 150-600 menit, sedikitnya dapat membawa manfaat paling besar dalam hal memperpanjang rentang hidup. Selain itu mengurangi risiko kematian karena penyebab di luar faktor usia.
Penelitian melihat masalah yang khususnya terkait dengan sistem kardiovaskular. Kemudian, studi juga menunjukkan bahwa meskipun berolahraga berlebihan tidak menjadi masalah dalam hal kesehatan jantung, itu juga tidak banyak membantu dalam hal mengurangi risiko kematian dini.
"Dampak potensial dari aktivitas fisik pada kesehatan sangat besar, namun masih belum jelas apakah melakukan aktivitas fisik intensitas tinggi, kuat, atau sedang dalam tingkat tinggi di atas tingkat yang direkomendasikan memberikan manfaat tambahan atau efek berbahaya pada kesehatan jantung," kata Ahli Gizi Dong Hoon. Lee dari Harvard University, dikutip dari laman Science Alert, Sabtu (6/8/2022).
Saat ini, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS merekomendasikan 150-300 menit aktivitas fisik sedang dalam sepekan. Latihan tersebut, seperti berjalan kaki atau senam, bisa juga 75-150 menit aktivitas fisik berat dalam sepekan yaitu berenang, lari, dan bersepeda.
Peserta dalam penelitian yang mengikuti pedoman tersebut memiliki risiko kematian 20-21 persen (aktivitas sedang) atau 19 persen (aktivitas berat) lebih rendah dari semua penyebab. Namun, bagi mereka yang melakukan aktivitas sedang hingga 600 menit per pekan, risikonya turun, total 26-31 persen.
Di antara temuan lain dari penelitian ini, para peneliti mencatat bahwa aktivitas sedang dan berat sesuai dengan pedoman menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 22-25 persen lebih rendah untuk aktivitas sedang dan 31 persen lebih rendah untuk aktivitas berat. Dalam beberapa kasus, melewati pedoman mengurangi risiko lebih lanjut.
"Temuan kami mendukung pedoman aktivitas fisik nasional saat ini dan lebih lanjut menunjukkan bahwa manfaat maksimal dapat dicapai dengan melakukan aktivitas sedang atau tinggi baik sedang atau kuat atau kombinasi," kata Lee.
Beberapa penelitian menunjukkan ada risiko berlebihan, dengan peningkatan risiko pengerasan arteri di usia tua di antara mereka yang melakukan setidaknya tiga kali lebih banyak olahraga seperti yang direkomendasikan. Sementara penelitian ini tidak menemukan risiko kesehatan dalam aktivitas berlebihan, para peneliti juga tidak melihat manfaat tambahan. Dengan kata lain, banyak olahraga tampaknya tidak menyebabkan kerusakan apa pun, tetapi mungkin juga tidak banyak bermanfaat, setidaknya berdasarkan penelitian khusus ini.
Perlu juga dicatat bahwa 93 persen peserta penelitian berkulit putih. Jadi meskipun dengan ukuran sampel yang besar seperti ini, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran keseluruhan yang lebih baik. Namun untuk saat ini, sepertinya jadwal olahraga 150-600 menit itu layak untuk dilakukan guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Penelitian ini telah dipublikasikan di Circulation.
"Studi kami memberikan bukti untuk memandu individu untuk memilih jumlah dan intensitas aktivitas fisik yang tepat selama hidup mereka untuk menjaga kesehatan mereka secara keseluruhan," tambah Lee.