REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Yanuarso SpA(K) mengungkapkan, kelompok anak-anak, terutama bayi, termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi virus monkeypox. Meskipun demikian, laporan penularan cacar monyet terhadap anak-anak, menurutnya, masih sangat jarang.
"Laporan penularan dari orang ke orang pada anak cukup jarang, baru ada satu laporan," ujar Piprim di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Satu laporan penularan pada anak tersebut merujuk pada kasus di Inggris pada akhir Mei lalu. Sementara itu, menurut Piprim, risiko penularan di rumah tangga sekitar sembilan persen.
Hingga kini, belum ada data global secara pasti yang menyebutkan cara penularan monkeypox ke anak-anak dan bayi. Ada kemungkinan monkeypox ditularkan melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya serta adanya kontak erat.
"Jadi memang masih belum banyak informasi tentang monkeypox pada anak," ujar Piprim.
Piprim menjelaskan, hal terpenting dalam pencegahan penyakit menular, termasuk cacar monyet, adalah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kebiasaan mencuci tangan, memakai masker dengan baik, dan juga menghindari kerumunan bisa dilakukan sebagai pencegahan monkeypox maupun penyakit menular lainnya.
Piprim menjelaskan, cacar monyet tidak termasuk dalam penyakit yang mudah menular seperti campak atau Covid-19. Monkeypox dapat menular bila ada kontak erat secara langsung.
Oleh karenanya, Piprim menilai, literasi masyarakat terkait pencegahan monkeypox sangatlah penting. Ia mengingatkan, cacar monyet dapat menginfeksi semua orang, bukan tidak hanya kelompok tertentu.