Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satgas Monkeypox PB Ikatan Dokter Indonesia, Hanny Nilasari, menjelaskan infeksi cacar monyet tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok pasangan sejenis atau karena hubungan seksual. Ia menyebut, kasus cacar monyet memang banyak dilaporkan dialami populasi khusus, seperti gay, lesbian, dan juga orang dengan HIV.
"Itu dilaporkan populasi yang cukup banyak terkena dampak dari monkeypox ini," ujarnya.
Hanny kembali menegaskan bahwa banyaknya kasus pada kelompok itu disebabkan oleh kontak erat, yakni melalui sentuhan fisik dengan pasien cacar monyet. "Kontak seksual tentu melakukan kontak yang sangat erat dari kulit ke kulit atau mukosa ke mukosa, itu justru bisa mentransfer virusnya," ucapnya.
Ia mengakui ada permintaan vaksin cacar monyet dari kelompok LGBT yang khawatir tertular karena merasa dirinya menjadi populasi yang berisiko. "Vaksin untuk cacar monyet memang belum disetujui oleh BPOM meskipun sudah ada dua vaksin yang menjadi rekomendasi dari (Center for Disease Control and Prevention (CDC) atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," katanya.