Senin 18 Jul 2022 09:03 WIB

Pakar: Jangan Ikuti Tren Bersih-Bersih #ProductOverload Ala TikTok, Ini Sisi Negatifnya

Tren #ProductOverload ditandai dengan mencampur aneka bahan pembersih.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Produk pembersih kaca (ilustrasi). Mencampurkan beragam bahan untuk pembersih justru akan membuat produk tidak efektif sekaligus mencemari lingkungan.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Produk pembersih kaca (ilustrasi). Mencampurkan beragam bahan untuk pembersih justru akan membuat produk tidak efektif sekaligus mencemari lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna TikTok seolah tak ada habisnya menghadirkan berbagai ide, termasuk berbagi tips kehidupan sehari-hari. Sekarang tren "#productoverload" yang ditandai dengan mencampurkan berbagai bahan produk kimia untuk membersihkan wastafel hingga toilet tengah banyak digandrungi.

Video TikTok yang menunjukan tren tersebut telah mengumpulkan lebih dari 700 juta views. Teknik pencampuran bahan kimia pembersih wastafel dan toilet itu bertujuan mencapai hasil visual yang "memesona".

Baca Juga

Pencampuran bahan itu bisa terdiri atas cairan berwarna, pemutih, pencuci piring, pembersih serbaguna, bubuk pemutih, pelembut kain, hingga semprotan pembersih berbusa. Pembuat konten biasanya akan memenuhi permintaan followers dengan membuat campuran kimia berdasarkan emoji.

Video yang menampilkan tag #cleantok itu telah dilihat lebih dari 40 miliar kali hingga muncul salah satu cleanfluencers populer, seperti Mrs. Hinch. Hinch menjadi terkenal setelah mengunggah tips pembersihan di Instagram, di mana ia memiliki lebih dari empat juta pengikut.

TikTokers lain yang juga populer dengan tren itu adalah akun @cleaningmamabee dengan lebih dari dua juta pengikut dan 40 juta like. Dalam bio-nya, akun tersebut menulis hanya bertujuan untuk memancing ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response).

Para warganet sering kali memuji warna-warna cerah yang dihadirkan, seperti suara botol atau bunyi semprotan yang menarik. ASMR atau respons meridian sensorik otonom meruoakan sensasi ketika mendengar suara tertentu, seperti menggaruk, berbisik, atau sensasi fisik dari sentuhan lembut.

Tetapi para ahli dan pegiat lingkungan mengingatkan bahaya dari tren tersebut. Dave Rudge, manajer operasi di perusahaan pembersih REACT, mengatakan, bahan kimia pembersih dirancang agar efektif ketika digunakan secara terpisah dan sesuai petunjuk.

Jadi tidak ada keuntungan mencampurnya. Justru, hal itu dapat mengurangi efektivitasnya. Menggunakan terlalu banyak bahan kimia juga dapat merusak toilet, wastafel, dan bak mandi pembuat konten.

Adam Leech, pemilik ritel shower yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa bahan kimia berbahaya merusak enamel yang ditemukan di wastafel, bak mandi, dan keran air, hingga menyebabkan peningkatan kadar bakteri di permukaan. Namun, kekhawatiran yang lebih signifikan seputar tren ini adalah pembuangan sejumlah besar produk beserta dampak lingkungannya.

Dr Deborah Brosnan, spesialis ketahanan laut yang berbasis Washington DC di AS dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, menjelaskan bahwa senyawa yang tercampur dapat menyebabkan terganggunya kehidupan laut. Menurut Brosnan, senyawa paling mengkhawatirkan yang digunakan dalam tren ini adalah pemutih berbasis klorin.

"Itu karena sistem pemurnian di saluran air tidak dapat sepenuhnya mengekstrak pemutih, membiarkannya dikirim ke lautan," katanya kepada Insider, dikutip Ahad (18/7/2022).

Ketika dibuang ke air, klorin dalam pemutih bereaksi dengan bahan kimia lain dan menyebabkan pembentukan dioksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan satwa liar. Studi menunjukkan bahwa mereka berkontribusi pada penurunan populasi burung dan ikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement