REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pneumonia merupakan salah satu infeksi yang paling umum terjadi di fasilitas layanan kesehatan, dengan jenis yang paling umum ditemukan adalah non ventilator hospital acquired pneumonia (NVHAP). Sekitar 30 persen pasien yang terkena kondisi ini mengalami kematian. Sebuah cara sederhana ternyata dapat membantu mencegah terjadinya pneumonia pada pasien rawat inap di rumah sakit.
Cara sederhana tersebut adalah menyikat gigi. Meski sederhana, perhatian terhadap kebersihan gigi pasien rawat inap di rumah sakit sayangnya masih belum optimal. Sering kali, pasien rawat inap tidak disikatkan giginya, tidak menyikat gigi sendiri, atau tidak mendapatkan sikat gigi dalam kondisi yang layak.
Bagi sebagian pasien rawat inap, kurangnya perhatian terhadap kebersihan gigi mungkin dianggap sebagai ketidaknyamanan yang ringan atau sepele. Padahal, dampak dari tidak terjaganya kebersihan gigi selama menjalani proses rawat inap di rumah sakit bisa membawa dampak yang cukup serius bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko NVHAP.
Dilansir dari NBCNews, Kamis (14/7/2022), menurut National Organization for NV-HAP Prevention, NVHAP diperkirakan mengenai sekitar satu dari setiap 100 pasien rawat inap di rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan kematian pada 15-30 persen pasien yang terkena.
Pada pasien yang bisa bertahan, NVHAP sering kali membuat masa rawat inap menjadi lebih panjang hingga 15 hari. Kondisi ini juga memperbesar kemungkinan pasien untuk kembali membutuhkan layanan rawat inap dalam kurun waktu satu bulan atau meningkatkan kemungkinan mereka untuk membutuhkan layanan intensive care unit.
Banyak dari kasus NVHAP yang sebenarnya bisa dicegah bila petugas di rumah sakit lebih aktif dalam membantu pasien rawat inap menyikat gigi. Akan tetapi, profesor di bidang perawatan Dian Baker mengungkapkan bahwa masih banyak rumah sakit yang tak menjadikan menyikat gigi pasien sebagai tugas prioritas. Banyak pula rumah sakit yang menyediakan sikat gigi murah dan kurang baik untuk pasien.
"Sebagian besar dari puluhan ribu perawat di rumah sakit tak mengetahui bahwa pneumonia datang dari kuman di mulut," pungkas Baker.
Pneumonia merupakan kondisi yang terjadi ketika kuman memicu infeksi di dalam paru-paru. Jenis pneumonia NVHAP sering kali disebabkan oleh bakteri dari mulut yang berkumpul dalam biofilm di gigi yang tak disikat, lalu terhirup masuk ke dalam paru-paru.
Selain dari kondisi gigi yang tak terjaga, risiko NVHAP juga lebih besar pada pasien rawat inap yang hanya berbaring atau tak bisa bergerak dalam waktu lama. Terkait hal ini, risiko NVHAP bisa ditekan dengan memposisikan kepala pasien lebih tinggi dan membantu pasien bangun dari kasur lebih sering.
John McCleary merupakan salah satu pasien yang terkena NVHAP saat menjalani rawat inap di rumah sakit. Mulanya, pasien berusia 83 tahun ini menjalani perawatan untuk pergelangan kakinya yang patah akibat terjatuh.
McCleary menjalani rehabilitasi selama 12 hari di rumah sakit hingga dinyatakan pulih. Namun dua hari setelah pulang dari rumah sakit, McCleary mengalami gejala yang cukup berat akibat NVHAP. Kondisi ini memicu sepsis dan membuatnya harus menjalani pengobatan hingga beberapa pekan sebelum kemudian ditempatkan ke unit isolasi. Beberapa pekan kemudian, McCleary meninggal dunia dalam kondisi yang kurus, hampir tuli, dan tidak mampu makan.
"(Dan sering kali) terlalu lemah, bahkan untuk menyedot air putih melalui sedotan," jelas anak McCleary yang juga pensiunan perawat dan advokat untuk Patient Safety Action Network, Kathy Day.
Ahli infeksi ECRI, James Davis, menekankan bahwa prevalensi NVHAP sudah cukup mengkhawatirkan. Namun di sisi lain, masalah ini masih diremehkan dan mungkin prevalensinya sudah semakin besar seiring dengan melonjaknya pasien rawat inap di rumah sakit akibat Covid-19.
"Kita hanya tahu (jumlah NVHAP) yang dilaporkan. Mungkinkah ini hanya puncak dari gunung es? Menurut saya, mungkin saja," ungkap Davis.
Lebih lanjut, Baker mengungkapkan bahwa dirinya telah mengimbau banyak rumah sakit mengenai cara mencegah NVHAP lewat sikat gigi. Baker mengungkapkan bahwa pencegahan ini sangat mungkin untuk diterapkan karena tak membutuhkan biaya yang besar.
"Dua hal yang terbukti bisa mencegah (NVHAP) adalah hal-hal yang sudah seharusnya ada dalam standar pelayanan, seperti menyikat gigi dan membantu pasien bergerak," pungkas Baker.