Kamis 07 Jul 2022 11:23 WIB

Transplantasi Rahim Bantu Perempuan AS Miliki Momongan, Amankah Prosedurnya?

Dua pertiga dari rahim yang ditransplantasikan berasal dari donor hidup.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu hamil (Ilustrasi). Rahim yang dicangkokkan perlu kembali diangkat setelah melahirkan agar penerima donor tidak perlu minum obat imunosupresan seumur hidup. .
Foto:

Ketua tim peneliti dari Baylot University Medical Center, Dr Liza Johannesson, mengungkapkan bahwa prosedur transplantasi rahim ini berpotensi bisa membantu banyak perempuan di Amerika Serikat. Hingga saat ini, diketahui sudah ada lebih dari 100 prosedur transplantasi rahim yang dilakukan di dunia.

"Secara de facto, transplantasi rahim adalah terapi kesuburan," ungkap peneliti lainnya Dr Giuliano Testa.

Meski berpotensi menjanjikan, biaya yang cukup besar mungkin akan menjadi kendala. Perusahaan-perusahaan asuransi pun belum tentu bisa menutupi biaya tersebut.

"Cakupan asuransi untuk transplantasi rahim merupakan bagian dari diskusi yang lebih besar, melibatkan cakupan (pembiayaan) untuk layanan kesuburan secara umum," ujar Dr Johannesson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement