REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Statin yang dikenal sebagai obat penurun kolesterol cukup berperan dalam membatasi tingkat penyakit jantung bagi sebagian pasien. Akan tetapi, ada sejumlah kondisi yang mencegah obat bekerja optimal.
Terdapat tiga masalah yang dapat menyebabkan kadar kolesterol terus meningkat, bahkan saat mengonsumsi statin. Kondisi pertama adalah kemungkinan seseorang memiliki masalah pada tiroid, hati, atau ginjal.
Kondisi kedua adalah apabila pasien menyantap makanan tinggi lemak jenuh saat menerima pengobatan statin. Hal itu cenderung menghambat efek obat. Karena itu, pilih pola makan yang menyehatkan jantung.
Obat juga sebenarnya tidak bekerja dengan segera. Dokter harus memeriksa kadar kolesterol sekitar dua bulan untuk melihat apakah tingkatannya telah menurun dan statin bekerja dengan cukup baik bagi tubuh.
Keterangan dari WebMD menyebutkan bahwa statin bekerja paling baik pada dosis sedang hingga tinggi. Dokter mungkin menyarankan mengambil dosis yang lebih tinggi untuk melihat dampaknya terhadap kadar kolesterol.
Kondisi ketiga yang membuat kolesterol seseorang tetap naik meski sudah mengonsumsi obat statin ialah adanya resistensi statin. Dalam beberapa kasus, resistensi statin dikaitkan dengan faktor genetik.
Jika kolesterol tidak berangsur turun setelah minum statin, dokter bisa meminta pasien melakukan tes genetik atau jenis tes lain. Terlepas dari hasilnya, penting untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan sebelum berhenti mengonsumsi obat.
Menurut American Health Association, statin dapat mengurangi risiko masalah kesehatan terkait kolesterol sebanyak 50 persen. Akan tetapi, begitu pengobatan berhenti, risiko masalah kesehatan justru berlipat ganda.