Rabu 15 Jun 2022 17:38 WIB

ITAGI: DBD Banyak Serang Anak Kecil dan Remaja, Kenali 3 Fase Penyakitnya

DBD paling banyak menyerang anak di bawah usia sembilan tahun.

Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue di permukiman warga di kawasan Puri Mutiara Raya, Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Kasus demam berdarah dengue (DBD) paling sering terjadi pada usia anak dan remaja.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue di permukiman warga di kawasan Puri Mutiara Raya, Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Kasus demam berdarah dengue (DBD) paling sering terjadi pada usia anak dan remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengungkapkan kelompok yang paling banyak terserang Demam berdarah dengue (DBD). Penyakit akibat infeksi virus dengue itu paling banyak menyerang anak kecil dan remaja.

"Kasus-kasus kita banyak yang di bawah sembilan tahun," ujar Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki Hadinegoro dalam "Peringatan Asean Dengue Day (ADD) 2022" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Prof Sri mengemukakan, dari hasil penelitian terhadap 1.800 anak umur satu hingga 18 tahun di 14 provinsi tampak 25 persen anak umur satu tahun di antaranya sudah pernah terkena dengue. Lalu, pada anak umur lima tahun 50 persen dan umur 18 tahun mencapai 90 persen.

"Berarti ini sangat endemis, kita katakan hyper endemis," ucapnya.

Oleh karena itu, menurut Prof Sri, meningkatkan kesadaran dan pemahaman di masyarakat tentang bahaya dan pencegahan DBD penting. Sebab, dalam suatu penyakit yang ada berhubungan dengan transmisi dari luar bukan manusia ini, pencegahannya menjadi sulit sekali.

"Bersama-sama kita harus mengurangi kontak nyamuk ini pada manusia," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement