Senin 30 May 2022 21:14 WIB

KaryaKarsa Fasilitasi Para Story Teller Lewat Rumah Pemberdayaan

KaryaKarsa telah menaungi 100 ribu kreator yang menghasilkan lebih dari 3000 karya

KaryaKarsa, platform apresiasi kreator mengukuhkan perannya sebagai rumah pemberdayaan para story teller dengan menyediakan layanan IP management
Foto: istimewa
KaryaKarsa, platform apresiasi kreator mengukuhkan perannya sebagai rumah pemberdayaan para story teller dengan menyediakan layanan IP management

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setiap konten kreator, terutama para story teller yang berkreasi melalui cerita,  bermimpi untuk mewujudkan karya agar dikenal luas. Akan tetapi, untuk mewujudkannya story teller juga harus berurusan dengan intellectual property (IP) atau kekayaan intelektual agar karyanya tetap aman, menguntungkan sekaligus dapat dinikmati secara legal oleh publik. 

Di sisi lain karya yang telah memiliki IP dan berpotensi menjangkau publik lebih besar justru jarang dibekali dari sisi bisnis ketika berhadapan dengan pihak ketiga yang tertarik. Terutama dalam menegosiasikan harga dan persyaratan perizinan. 

Baca Juga

Karena itu KaryaKarsa, platform apresiasi kreator mengukuhkan perannya sebagai rumah pemberdayaan para story teller dengan menyediakan layanan IP management."Indonesia punya banyak sekali story teller dengan cerita yang bisa dinikmati oleh khalayak luas," kata  Ario Tamat, co-founder dan Chief Executive Officer KaryaKarsa, Senin (30/5/2022).

Pihaknya mendukung dan mendorong para story teller Indonesia untuk berbagi cerita inspiratif dan positif dalam beragam bentuk kreatif. Memberikan kemudahan bagi publik untuk dapat memberikan dukungan terhadap karya yang mereka suka. Peran KaryaKarsa sebagai rumah pemberdayaan tidak hanya memberi ruang untuk berkarya, tetapi juga memberikan kemudahan mereka dalam menjangkau para penggemar. Sekaligus karya ke skala yang lebih besar. 

Hadir sejak tahun 2019, saat ini KaryaKarsa telah menaungi sekitar 100 ribu kreator yang menghasilkan lebih dari 3000 karya per bulan. Dengan produktivitas tinggi, KaryaKarsa sebagai "rumahnya story teller" tidak hanya ingin memberikan kesempatan bagi para storyteller untuk berbagi cerita dalam bentuk positif dan inspiratif, tetapi juga memudahkan publik untuk mendukung karya yang mereka sukai, tetapi juga rasa aman bagi mereka untuk mengembangkan karya melalui IP management. 

Dalam kerjasama ini story teller menerbitkan buku sendiri melalui platform yang ada. Ini yang membedakannya dengan menerbitkan buku di percetakan. Apabila naskah selesai, penulis harus mencari penerbit, editing, promosi percetakan yang perlu proses panjang. "Padahal perlu uang dan dalam proses panjang itu penulis tidak dapat  penghasilan. Di Karyakarsa bisa lebih cepat dipublikasikan," katanya.

Selain itu mekanisme pembagian keuntungan, penulis mendapatkan 90 persen dari karya yang dibuat dan KaryaKarsa 10 persen. "Mrk bebas submit kapan mereka mau. Self publisihng platform. Ada tolss kita bantu, kategori simpel sperti di blok dan bisa diterbitkan tiap minggu. Kalau populer bisa diteruskan atau cerita bisa dirubah di tengah jalan," kata Ario.

KaryaKarsa juga menggandeng Noice, platform konten audio terkemuka di Indonesia sebagai partner IP management. Keduanya menghadirkan ragam konten dari penulis dan storyteller pilihan KaryaKarsa yang diadaptasi lewat format audioseries di aplikasi Noice. "Potensi noice, audio series masih dicoba tahun ini tapi kami akan coba 3-5 adaptasi KaryaKarsa dibuat audio saeris. Selama ini versi horor yg banyak disukai," kata Niken Sasmaya, Chief Business Officer (CBO) Noice.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement