Kamis 12 May 2022 11:38 WIB

WHO Dalami Kemungkinan Virus Covid-19 dalam Kasus Hepatitis Anak

WHO pertama kali menerima laporan kasus hepatitis misterius pada 5 April 2022.

Kasus akut hepatitis anak dilaporkan di belasan negara dunia,
Foto: EPA
Kasus akut hepatitis anak dilaporkan di belasan negara dunia,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa (10/5/2022), bahwa 348 kemungkinan kasus hepatitis yang tidak diketahui asalnya telah diidentifikasi. WHO menyatakan hipotesis utama kasus hepatitis misterius melibatkan adenovirus.

Kasus tersebut telah dilaporkan di 20 negara, dengan 70 kasus tambahan dari 13 negara lainnya yang masih menunggu hasil tes. Hanya enam negara yang melaporkan lebih dari lima kasus, di mana lebih dari 160 kasus berasal dari Inggris.

Baca Juga

WHO pertama kali menerima laporan kasus hepatitis misterius pada 5 April 2022. Berawal dari 10 kasus hepatitis yang tidak dapat dijelaskan di Skotlandia, yang terdeteksi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Jumat (6/5/2022), bahwa pihaknya sedang menyelidiki 109 kasus serupa, termasuk lima kasus kematian yang dilaporkan.

"Selama seminggu terakhir, ada beberapa kemajuan penting dalam penyelidikan lebih lanjut dan beberapa perbaikan hipotesis kerja," kata Philippa Easterbrook, dari program hepatitis global WHO.

Dia mengungkapkan Inggris telah mengoordinasikan serangkaian studi komprehensif dengan melihat genetika anak-anak yang terkena dampaknya, respons kekebalan mereka, virus, dan studi epidemiologi lebih lanjut.

"Saat ini, hipotesis utama tetap yang melibatkan adenovirus, dengan pertimbangan penting dari COVID-19 juga, baik sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu," kata Easterbrook.

Pengujian lebih lanjut dalam sepekan terakhir mengkonfirmasi bahwa sekitar 70 persen dari kasus hepatitis misterius dinyatakan positif adenovirus, dengan sub-tipe 41. Ini biasanya terkait dengan gastroenteritis, sub-tipe yang lazim. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar 18 persen kasus secara aktif dinyatakan positif COVID-19.

"Fokus besar selama minggu depan adalah melihat pengujian serologis untuk paparan dan infeksi sebelumnya dengan COVID-19," kata Easterbrook.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement