Prof Ari menjelaskan, gangguan kesehatan yang umum terjadi dengan perbedaan suhu dan kelembapan udara adalah dehidrasi. Jika dehidrasi terus berlanjut disertai terpapar panas yang terus menerus, maka akan berlanjut menjadi heat stroke. Ini adalah gangguan kesehatan yang bisa berakibat kematian.
Prof Ari memaparkan, gejala awal seseorang terkena heat stroke di antaranya ialah mengalami keram otot, sakit kepala, rasa haus yang sangat, lelah hingga tidak bersemangat, keringat berlebih, serta air seni yang berwarna keruh dan kuning. Gejala dan tanda awal ini harus dikenali oleh masyarakat dalam mengantisipasi cuaca panas saat ini di Indonesia.
Prof Ari yang juga dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan, heat stroke merupakan faktor penyebab utama seseorang meninggal saat terpapar dengan suhu panas tinggi dalam rentan waktu yang cukup lama. Orang tua atau lanjut usia dan orang dengan riwayat penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, dan paru menjadi yang paling berisiko mengidap penyakit ini.
Oleh karena itu, Prof menyarankan jika memang kita sudah sekian lama belum minum, misal saat berbuka puasa, agar tidak langsung mengonsumsi air terlalu dingin atau panas. Ini untuk mencegah iritasi.
"Karena kondisi mulut dan tenggorokan dalam keadaan kering," ujarnya.