Jumat 29 Apr 2022 11:24 WIB

Libur Panjang Lebaran, Sleman Tambah Dua Destinasi Candi

Sleman membuka destinasi wisata Candi Sambisari, Candi Ijo, dan Candi Banyunibo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nora Azizah
Wisatawan berjalan di samping candi induk situs cagar budaya Candi Ijo di Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Wisatawan berjalan di samping candi induk sit
Wisatawan berjalan di samping candi induk situs cagar budaya Candi Ijo di Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Selama masa pandemi pariwisata Sleman terus bergerak walau mengalami perlambatan. Baik usaha-usaha pariwisata maupun destinasi-destinasi pariwisata. Meski begitu, pemeliharaan dan pengembangan destinasi tetap dilaksanakan.

Hal itu dilakukan untuk memastikan keberlangsungan destinasi wisata agar tetap mampu menarik wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono mengatakan, upaya-upaya itu tetap diberikan untuk memperkaya khasanah pariwisata Sleman.

Baca Juga

Untuk masa liburan panjang Hari Raya Idul Fitri 2022, Dispar Sleman dan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY sepakat membuka dua candi lagi, setelah tutup mulai awal pandemi. Kini, ada tiga candi yang beroperasi menerima kunjungan wisatawan.

"Candi Sambisari, Candi Ijo dan Candi Banyunibo," kata Suparmono, Jumat (29/4/2022).

Rencananya, pada hari kedua libur Lebaran atau 3 Mei 2022, akan dioperasikan dua candi lagi yang memiliki nilai historis sangat menarik, saling terkait satu sama lain. Kedua destinasi dikenakan retribusi masuk ke masing-masing candi Rp 6.000.

Kedua candi tersebut merupakan candi Budha yaitu Candi Kalasan dan Candi Sari. Secara lokasi sangat strategis untuk dikunjungi wisatawan, tidak jauh dari ruas Jalan Solo di kilometer 14 atau sekitar dua kilometer barat Candi Prambanan.

Candi Kalasan mulai dibuka setelah koordinasi dengan Balai BPCB dan dinyatakan selesai proses pemugaran. Suparmono berharap, dari kemegahan situs candi, nilai cerita sejarah dan letak strategis dapat menjadi tujuan alternatif wisatawan.

Pengunjung saat ini sudah dapat masuk ke bangunan candi, tapi karena masih masa pandemi jumlah orang yang masuk dibatasi dan bergantian. Khusus Candi Kalasan belum dibolehkan masuk ke bangunan candi karena teknis perlindungan situs.

"Sebenarnya, Candi Barong juga ingin kita buka, tapi karena masih proses pemugaran belum dapat kami buka tahun ini," ujar Suparmono.

Kepala Balai BPCB DIY, Zaimul Azzah membenarkan, Candi Kalasan telah selesai proses pemugaran dan dapat dikunjungi untuk penelitian maupun wisatawan. Candi Kalasan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki seluruh candi di Indonesia.

Ada sebuah batu berbentuk setengah lingkaran tepat di depan tangga sisi timur. Ini sebagai moonstone (batu bulan), yang lazim terdapat di kuil-kuil Budha di India selatan. Keistimewaan lain bagian dinding luar candi dilapisi lepa.

Disebut bajralepa diartikan sebagai diamond cement sebagai lapisan seperti acian kini dan berfungsi sebagai pencerah warna batu andesit yang hitam abu menjadi putih bersinar. Candi Kalasan diperkirakan lebih tua dari Candi Prambanan.

"Vihara untuk memuja Dewi Tara didirikan sekitar 778 Masehi, pada perkembangan penelitian arkeolog menghubungkan pendiriannya dengan Candi Sari sebagai tempat tinggal biksu yang terletak di sisi timur Candi Kalasan kurang labih 500 meter," kata Azza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement