REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buah-buahan penting dikonsumsi setiap hari karena mengandung zat gizi seperti serat, vitamin, mineral dan antioksidan yang menunjang kesehatan tubuh. Namun banyak yang percaya bahwa buah-buahan memiliki terlalu banyak gula dan harus dihindari karena dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Tapi, apakah itu benar? Ahli gizi dari India Pooja Makhija dan Luke Coutinho tidak setuju. Menurut mereka, saat makan buah utuh, tidak mungkin seseorang mendapat fruktosa yang berlebih sehingga menyebabkan kerusakan.
“Untuk alasan ini, kebanyakan buah membutuhkan waktu untuk dimakan dan dicerna, artinya fruktosa mencapai hati secara perlahan,” kata Makhija seperti dilansir dari The Indian Express, Rabu (27/4/2022).
Jika khawatir akan kandungan fruktosa, Makhija merekomendasikan untuk mengonsumsi buah-buahan yang kaya lemak dan protein, rami, biji chia yang direndam, dan kacang-kacangan seperti almond yang bisa menunda pengosongan lambung.
“Ini akan membantu kita menuai manfaat dari vitamin dan mineral yang larut dalam air tanpa mengkhawatirkan lonjakan gula,” jelas dia.
Coutinho menambahkan, ada beberapa orang yang mungkin tidak bisa makan buah karena intoleransi glukosa. “Setiap orang itu unik. Namun, kita tidak bisa menyalahkan buahnya, gaya hidup kita dan cara memakannya yang mungkin keliru,” kata Coutinho.
“Ukuran porsi kecil, itulah kuncinya,” Makhija menyimpulkan. Ia juga meminta semua orang untuk mengonsumsi buah dalam jumlah sedang dan tidak menghindarinya sama sekali.