Di samping itu, menurut Budi, awak kabin juga sudah terlatih cukup terlatih untuk menangani kasus-kasus gejala Covid-19. Ia mengingatkan, lokasi-lokasi yang perlu diwaspadai ialah saat sebelum keberangkatan, misalnya saat di bandara.
"Begitu juga selama melakukan ibadah umroh, karena kita berjumpa dengan banyak orang dan mereka berasal dari negara-negara yang berbeda-beda, mungkin ada negara yang Covid-19-nya masih cukup tinggi," tuturnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan sejak 8 Januari hingga April 2022 sekitar 118 ribu orang telah berangkat umroh ke Tanah Suci. Hilman mengatakan, pelaksanaan umroh pada tahun ini penuh dinamika karena penyelenggaraan masih dalam suasana pandemi Covid-19, sehingga diperlukan kehati-hatian.