Selasa 19 Apr 2022 05:47 WIB

Mengapa Vaksinasi Pencegah Kanker Serviks Sasar Siswi Kelas 5 dan 6 SD?

Kementerian Kesehatan menyasar siswi kelas 5 dan 6 SD untuk vaksinasi HPV.

Petugas medis menyiapkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) pada kegiatan bulan imunisasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas 5 dan 6 untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Foto:

Mengapa harus di usia anak-anak?

Penyakit kanker leher rahim (serviks) masih banyak diderita perempuan dan salah satu upaya untuk mencegahnya, yaitu dengan vaksinasi (HPV). Vaksin ini paling utama diberikan pada anak-anak perempuan yang belum aktif secara seksual untuk mencegah penyakit mematikan ini.

"Yang perlu diketahui mengenai pemberian vaksin HPV adalah paling penting diberikan pada saat masa anak-anak," kata dokter umum di Klinik Merial Health, Muhammad Syahrimal Ishak saat konferensi virtual mengenai "Risiko Kanker Serviks Pada Perempuan Produktif", Kamis (14/4/2022).

Sebab,menurut Muhammad, efektivitas vaksin HPV yang diberikan pada anak perempuan akan tinggi, bahkan sangat tinggi jika belum aktif secara seksual. Sebaliknya, jika sudah aktif secara seksual, besar kemungkinan sudah terpapar virus. 

Vaksin HPV pada anak-anak diberikan dua kali. Ini berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yaitu usia 9 hingga 14 tahun dengan jarak pemberian dosis pertama dan dosis kedua 6 hingga 12 bulan. 

Jika sudah berusia 15 tahun ke atas, remaja putri akan mendapatkan tiga kali suntikan. Suntikan pertama dan kedua jaraknya satu sampai dua bulan, sementara suntikan kedua ke suntikan ketiga dengan jarak enam bulan. 

Lebih lanjut, Muhammad menjelaskan, vaksin HPV menurunkan faktor risiko terinfeksi kanker serviks akibat hubungan seksual di usia dini, pasangan seks berganti-ganti, infeksi menular seksual, hingga kebiasaan merokok. Vaksinasi HPV jadi pencegahan primer kanker serviks.

Sementara itu, pencegahan sekunder yang paling baik ialah dengan skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), pap smear secara dini dan berkala, terutama perempuan berumur yang mempunyai risiko tinggi terkena kanker ini. Muhammad menjelaskan, untuk mencegah infeksi HPV yang utama tentu dengan menghindari infeksi virus, misalnya, hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak aman. 

"Artinya butuh kombinasi skrining dan vaksinasi HPV," katanya.

Dari berbagai jenis virus yang bisa menyebabkan kanker serviks, yang paling sering menyerang adalah tipe 16 dan 18. Muhammad mengungkap, lebih dari 70 persen kanker serviks disebabkan oleh virus HPV 16 dan 18 yang tersedia vaksinnya, termasuk yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin Biofarma.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement