Senin 18 Apr 2022 22:17 WIB

IDAI: Imuniasai Penting Bagi Kesehatan dan Cegah Stunting

Banyak penyakit penyebab kematian pada anak bisa dicegah dengan imunisasi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas kesehatan memeriksa bayi saat imunisasi di salah satu posyandu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/3/2022). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya imunisasi untuk kesehatan dan pencegahan stunting pada bayi dan balita.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Petugas kesehatan memeriksa bayi saat imunisasi di salah satu posyandu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/3/2022). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya imunisasi untuk kesehatan dan pencegahan stunting pada bayi dan balita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya imunisasi untuk kesehatan dan pencegahan stunting pada bayi dan balita.

"Imunisasi sangat penting sekali untuk menjaga kesehatan dan mencegah stunting," ujar Satgas Imunisasi IDAI Mei Neni Sitaresmi dalam sebuah webinar, Senin (18/4/2022).

Baca Juga

Mei Neni mengatakan, kematian pada bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit radang paru-paru, diare, infeksi otak, dan campak. Penyakit-penyakit tersebut, kata dia, dapat dicegah dengan imunisasi.

Penyakit radang paru-paru bisa dicegah dengan vaksin Pentabio, MR, dan PCV, sementara diare dicegah dengan vaksin rotavirus. Penyakit infeksi otak bisa dicegah menggunakan vaksin HIB (Pentabio), PCV, MR, dan JE, sedangkan pencegahan penyakit campak bisa melalui vaksin MR.

Mei Neni menegaskan bahwa imunisasi merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan serta mencegah penyakit pada bayi dan balita. "Dari 1 juta anak dari 62 negara ternyata anak yang mendapat imunisasi lengkap mempunyai risiko meninggal sekitar 0,73, jadi risiko meninggalnya lebih kecil dibanding mereka yang tidak divaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap," ucap dia.

Lebih lanjut, Mei Neni juga menyampaikan pentingnya imunisasi untuk mencegah stunting atau kekerdilan pada bayi dan balita. Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil dari sejumlah penelitian yang telah dipublikasikan, ditemukan hubungan antara imunisasi dan stunting.

Salah satunya sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 286.500 anak usia 12-59 bulan di wilayah pedesaan di Indonesia. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa prevalensi stunting pada anak yang tidak diimunisasi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diimunisasi lengkap.

"Ternyata kejadian stunting pada yang tidak diimunisasi dua kali lipat dibandingkan dengan yang diimunisasi lengkap. Kalau yang imunisasi lengkap sekitar 10 persen, yang tidak diimunisasi 21,1 persen. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara imunisasi dan stunting," kata dia.

Oleh karena itu, Mei Neni menganjurkan agar anak-anak bisa memperoleh imunisasi lengkap. Dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena vaksin yang dibuat telah melalui serangkaian uji pre-klinis, uji klinis, dan post marketing untuk menjamin manfaat dan keamanan vaksin.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi juga terus dilakukan, antara lain dengan mempertahankan imunisasi rutin, imunisasi ganda, dan aktif melaksanakan Bulan Imunisasi Anak (BIAN).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement