REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski belum termasuk kelompok lansia, sebagian orang mungkin pernah mengalami masalah daya ingat seperti halnya lansia. Kondisi yang dikenal sebagai "momen lansia" ini ternyata cukup umum terjadi di masa pandemi.
Momen lansia merupakan kondisi di mana seseorang bisa melupakan sesuatu yang sebenarnya familier secara tiba-tiba. Akan tetapi, lupa yang dialami hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Seseorang yang mengalami momen lansia bisa merasa kesulitan untuk mengingat hal-hal yang sebelumnya dikenal baik, seperti nama teman atau kata-kata tertentu. Di samping itu, orang yang mengalami momen lansia juga bisa lupa mengenai cara melakukan suatu hal yang biasa dilakukan sebelumnya.
Stres umumnya menjadi penyebab utama terjadinya momen lansia ini. Seperti diketahui, ada beragam hal yang bisa memicu stres di masa pandemi, mulai dari perubahan-perubahan kebijakan yang membuat orang harus cepat beradaptasi hingga adanya konflik di Ukraina.
Stres juga bisa dipicu oleh terlalu banyaknya informasi yang masuk dan menumpuk di dalam otak. Seperti diketahui, banyak orang menjadi lebih terikat dengan ponsel pintar mereka di masa pandemi sehingga beragam informasi bisa mengalir dengan mudah masuk ke dalam otak.
Terlalu banyaknya informasi yang masuk bisa membuat otak kesulitan untuk mengokohkan suatu ingatan. Akan tetapi, bukan hanya pandemi yang bisa memicu stres dan momen lansia. Beragam stressor atau pemicu stres lain juga bisa memicu masalah serupa pada daya ingat.
Stres secara umum dapat memperpendek rentang atensi dan juga durasi tidur. Bila berlangsung secara kronis atau dalam jangka panjang, stres dapat menyebabkan kerusakan otak yang berujung pada gangguan daya ingat.
Ketika mengalami momen lansia atau melupakan sesuatu, para ahli mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa membantu. Salah satu di antaranya adalah tidak memaksakan diri ketika tidak bisa mengingat sesuatu.
Psikolog klinis Dr Jennifer Kilkus mengatakan, hal tersebut hanya akan membuat area emosi di otak "menimpa" area di otak yang memanggil ingatan. Sebagai gantinya, Dr Kilkus menganjurkan agar otak ditenangkan agar area lobus frontal bisa menjadi lebih kuat. Lobus frontalis merupakan area di otak yang berperan dalam meregulasi stres dan ingatan.
Ahli neurosains Dr Sara C Mednick juga berbagi kiat untuk memelihara daya ingat. Beberapa hal yang dianjurkan Dr Mednick adalah latihan bernapas dalam selama setidaknya 10 menit setiap hari, berjalan di alam terbuka, dan berkomunikasi dengan orang-orang yang dicintai.