Dr Sara mengatakan, pengembangan biomarker digital telah mengalami kemajuan pesat selama pandemi Covid-19. Menurut dia, penggabungan analisis sinyal suara dengan kecerdasan buatan dan machine learning (ML) menawarkan solusi yang menarik dan inovatif untuk permintaan telemedicine yang terus meningkat.
Permintaan akan perawatan penyakit jantung diprediksi akan terus meningkat karena pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung. Selain masyarakat mengembangkan gaya hidup yang lebih buruk saat terjebak di rumah, virus corona juga berdampak pada jantung.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine, ditemukan bahwa Covid-19 meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung sebesar 63 persen dan risiko strok sebesar 52 persen. Selanjutnya, risiko gagal jantung mereka meningkat sebesar 72 persen.
Para peneliti menulis bahwa risiko meningkat terlepas dari usia, ras, jenis kelamin, dan faktor risiko kardiovaskular lainnya, termasuk obesitas, hipertensi, diabetes, penyakit ginjal kronis, dan hiperlipidemia. Namun alasan kenaikan risiko tidak sepenuhnya diketahui.
Meskipun demikian, itu bisa menjadi sebagai peringatan. Ke depannya sistem kesehatan perlu disiapkan untuk menghadapi gelombang pasien penyakit jantung, baik karena kondisi terkait Covid-19 maupun yang disebabkan akibat pandemi.