Metode penelitian yang terbaik jika dilakukan randomisasi atau acak, di mana pasien dan dokter tak tahu yang mana obat aktif dan mana plasebo. Sebab, kemasan plasebo dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk obat atau zat aktif. Biasanya akan diberi kode dan pada akhir penelitian baru dibuka untuk mengetahui mana yang zat aktif dan mana yang plasebo.
"Perlu diketahui, plasebo meskipun bukan suatu zat aktif, bisa memiliki dampak seperti zat aktif, baik khasiat maupun efek sampingnya," katanya.
Bambang mengatakan, seorang pasien yang memperoleh kapsul berisi tepung, bisa mengalami penurunan kadar gula darah, penurunan tensi, penurunan kadar kolesterol, maupun berkurangnya keluhan klinis. Mereka juga dapat mengeluhkan efek samping seolah telah mengonsumsi obat betulan.
"Jangan heran juga jika pasien yang memperoleh plasebo mengeluhkan efek samping mirip halnya obat aktif, misal batuk, diare, demam, pusing, dan sebagainya," katanya.
Bambang mengatakan, penelitian dengan desain yang baik akan menjawab apakah obat atau metode yang diberikan pada pasien benar memiliki manfaat klinis atau tidak.
"Semakin banyak yang terlibat penelitian, semakin kuat kesimpulan yang bisa diambil apakah memang bermanfaat atau tak lebih baik dari plasebo," katanya.