REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Instalasi Rawat Inap PKJN RSJ dr H Marzoeki Mahdi Bogor dr Ayie Sri Kartika mengatakan, terapi obat antiretroviral (ARV) belum bisa bekerja untuk membunuh Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Terapi ARV diminum hanya untuk menghentikan pertumbuhan virus baru.
"Terapi ARV sampai saat ini belum mampu untuk membunuh virus HIV/AIDS secara langsung. Tetapi ARV berfungsi untuk memotong pertumbuhan virus yang baru," ujar Ayie saat berbicara di konferensi virtual mengenai HIV/AIDS, Kamis (7/4/2022).
Ayie menjelaskan, ketika HIV/AIDS masuk di dalam tubuh seseorang dan virus ini ketika bereplikasi menjadi virus baru membutuhkan satu enzim yang ada di tubuh manusia. Ia menambahkan, letaknya ada di kekebalan tubuh manusia. Dengan meminum ARV, dia melanjutkan, virus ini tidak akan jadi virus baru karena tidak akan membelah sempurna. Sebab, dia melanjutkan, terapi obat ARV akan memotong virus yang baru.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, obat ARV harus diminum seumur hidup. Ayie menyebutkan, obat ARV dibagi menjadi beberapa jenis. Ada yang diminum per 12 jam dan ada juga setiap 24 jam. Lamanya durasi obat ini, dia menambahkan, memengaruhi efektivitas obat dalam tubuh sehingga bisa berjalan dengan baik. Kendati demikian, ia mengingatkan obat ARV tidak bisa diminum tunggal atau mandiri.
"Karena pada pasien HIV/AIDS ada gabungan obat-obatan yang harus diminum untuk membuat beberapa regimen ARV bekerja dan menjadi kuat di dalam tubuh," katanya.
Ia menambahkan, kombinasi obat-obatan ini akan maksimal di dalam tubuh ketika menggunakan terapi obat ARV dan obat-obatan jenis lain tersebut.