Senin 28 Mar 2022 06:25 WIB

Percepatan Transformasi Digital, Rumah Sakit Adopsi Rekam Medis Elektronik

Untuk percepat transformasi digital rumah sakit diminta adopsi rekam medis elektronik

Rep: Fitrianto/ Red: Bilal Ramadhan
Acara webinar dengan tema
Foto: Istimewa
Acara webinar dengan tema

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pandemi telah mendorong pesatnya pemanfaatan teknologi digital dan percepatan transformasi digital di masyarakat. Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna mengatakan pihaknya mendorong kerjasama dan kolaborasi dalam mewujudkan agenda transformasi digital Indonesia.

Caranya yaitu dengan mengakselerasi transformasi digital pada 4 pilar, yaitu infrastruktur digital sebagai fondasi, pilar masyarakat digital, ekonomi digital dan pemerintahan digital.

Pemerintah juga tengah menyelesaikan peta jalan indonesia digital tahun 2021-2024 sebagai panduan dalam percepatan transformasi digital di Indonesia. Di sektor kesehatan, Kominfo melakukan berbagai upaya transformasi digital seperti penguatan infrastruktur telekomunikasi digital.

“Sehingga masyarakat mendapatakan akses internet yang merata dalam pemanfaatan layanan kesehatan digital termasuk telemedicine dan on demand healthcare,” ujar Nyoman, dalam rilisnya, Ahad (27/3/2022).

Nyoman mengatakan Kominfo juga terus memperkuat kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan terutama dalam meningkatkan adopsi teknologi digital melalui bebagai inisiatif pemanfaatan teknologi digital termasuk peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan dalam mengembangkan kompetensi digital.

Kominfo juga bekerjasama dengan Asosiasi Healthteach Indonesia (AHI) dalam mendorong sosialisasi dan pemanfaatan platform digital bagi tenaga kesehatan sehingga mempercepat kompetensi dan kapasitas tenaga kesehatan dan masyarakat umum.

“Kominfo perlu mengadakan workshop adopsi teknologi rekam medis elektronik untuk transformasi digital rumah sakit. Sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan dan staf fasilitas kesehatan mengenai peran implementasi rekam medis elektronik pada fasilitas kesehatan,” sambungnya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah mendorong pengembangan solusi kesehatan melalui teknologi digital untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, serta peningkatan mutu pelayanan.

Selain telemedicine, penerapan teknologi digital juga telah digunakan pada sistem komputasi BPJS kesehatan, serta penerapan sistem terpadu rekam medis elektronik di rumah sakit.

Ketua Healthtech Indonesia, Gregorius Bimantoro menambahkan, banyak startup bidang kesehatan terus bertumbuh. Pada 2018, baru ada 40 startup bidang kesehatan yang bergabung di AHI. Kini sudah bertambah menjadi 120 startup kesehatan. Namun para startup ini memiliki kendala koneksi dengan bidang unit pelayanan kesehatan.

“Untungnya banyak yang backgroundnya dari medis juga, jadi bisa saling membantu dan kami berkolaborasi dengan Kominfo, Kemenkes. Di situ suatu kolaborasi yang sangat baik dan membuahkan hasil,” ujar dia.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr. Latifa Hesty Purwaningtyas berpendapat di tengah berkembangnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, informasi yang cepat dan akurat semakin menjadi kebutuhan utama baik pemerintah, para pengambil keputusan maupun masyarakat layanan kesehatan pada khususnya.

Rumah Sakit sebuah institusi yang menyimpan begitu banyak data juga memerlukan pengolahan data yang benar dan akurat. Baik data pribadi pasien, penyakit yang diidap, riwayat penyakit, tindakan medis yang diterima yang semuanya harus tersimpan di RS dalam bentuk data rekam medis.

“Dengan digitalisasi maka kita akan mengurangi file-file yang menggunakan kertas. Dengan digitalisasi data akan lebih aman. Bagaimanapun rekam medis adalah data pribadi pasien. Di era digital ini semua serba efisien dengan teknologi informasi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement