Senin 28 Mar 2022 00:19 WIB

Buang Air Besar Terlalu Sering Bisa Jadi Tanda Kanker Usus

Gejala lain yang juga perlu diperhatikan adalah adanya darah saat buang air besar.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Buang air besar terlalu sering bisa menjadi tanda kanker usus. (ilustrasi)
Foto: Mgrol100
Buang air besar terlalu sering bisa menjadi tanda kanker usus. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker usus merupakan kanker ketiga terbanyak di dunia, dengan penambahan 1,9 juta kasus baru pada 2020 menurut World Cancer Research Fund. Frekuensi buang air besar (BAB) yang melebihi normal bisa menjadi salah satu gejala kanker usus yang patut diwaspadai.

Dalam hal harapan hidup, kanker usus termasuk jenis kanker dengan tingkat harapan hidup tertinggi. Kanker usus yang ditemukan dan diobati pada stadium satu memiliki harapan hidup lebih dari lima tahun sebesar 90 persen. Harapan hidup ini menurun menjadi 10 persen bila kanker usus baru ditemukan pada stadium empat.

Baca Juga

Agar bisa menemukan kanker usus sejak stadium awal, penting untuk mengenali "bendera merah" atau gejala yang patut diwaspadai. Salah satu di antaranya adalah rasa ingin BAB lebih sering dari biasanya.

Gejala lain yang juga perlu diperhatikan adalah adanya darah saat BAB. Perubahan pola BAB seperti menjadi sering diare dan ada rasa nyeri atau kembung di perut terutama setelah makan juga bisa jadi gejala kanker usus.

"Gejala lain adalah penurunan berat badan yang tak diduga atau tak diketahui sebabnya," ungkap Senior Litigation Executive Patient Claim Line, Michael Carson, seperti dilansir Express.co.uk, Ahad (27/3/2022).

Risiko terjadinya kanker usus bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagian di antaranya adalah kebiasaan merokok, pola makan tinggi daging olahan, kurang olahraga, obesitas, dan konsumsi alkohol.

"Beberapa kondisi lain juga bisa (mempengaruhi risiko kanker usus), seperti penyakit Crohn atau familial adenomatous polyposis, sebuah kondisi genetik," kata Carson.

Bila mengalami gejala yang dicurigai berkaitan dengan kanker usus, coba untuk memeriksakan diri ke dokter. Terlebih, bila gejala yang dicurigai berkaitan dengan kanker usus tersebut berlangsung selama tiga pekan atau lebih.

Seseorang yang terdiagnosis dengan kanker usus akan dihadapkan pada beberapa opsi terapi pengobatan. Terapi pengobatan tersebut meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi target. Pemilihan jenis terapi akan disesuaikan dengan kondisi dan stadium kanker pasien.

"Kemungkinan untuk sembuh sepenuhnya akan bergantung pada seberapa luas kanker menyebar saat pertama kali terdiagnosis. Bila kanker hanya di usus, operasi biasanya bisa menghilangkan kanker sepenuhnya," ujar Carson.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement