REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Meski sudah tayang pada enam tahun lalu, film Batman v Superman: Dawn of Justice arahan sutradara Zack Snyder masih menjadi salah satu film yang paling hangat diperdebatkan sepanjang masa. Ada sejumlah hal yang dinilai kontroversial.
Film ini membawa dua karakter paling ikonik yakni Batman dan Superman, bersama-sama di layar lebar untuk pertama kalinya. Selain itu, sinema memperkenalkan Wonder Woman dan jadi pengantar untuk Justice League, dengan harapan berbagai karakter DC bisa segera dimunculkan.
Itu merupakan rencana sutradara Snyder untuk DC Extended Universe (DCEU), yang berpuncak pada trilogi Justice League. Harapannya demikian, walaupun rencana tersebut tidak dibuat jelas pada saat itu.
Ada kesan DC mengejar Marvel dan anggapan tersebut terus ada di setiap percakapan tentang Batman v Superman. Ditambah pula dengan penilaian film yang sangat rendah di laman ulasan Rotten Tomatoes yaitu 28 persen.
Dalam film tersebut, Snyder memutuskan untuk menceritakan kisah yang memecah belah hubungan antara Batman dan Superman. Dari perspektif Snyder sebagai sutradara dekonstruksionis, ikon budaya besar itu sengaja dibenturkan dalam konflik.
Kekuatan Superman menjadi simbol harapan melawan segala rintangan, begitu pula pengabdian Batman terhadap keadilan. Film ini sengaja mematahkan atribut masing-masing jagoan, membuat mereka terbelah, lalu mencari apa yang diperlukan untuk menyatukannya kembali.
Bertentangan dengan visi Snyder, Warner Bros justru menghadirkan lanjutan cerita yakni Justice League dalam kisah yang sangat berbeda. Studio membuang rencana untuk sekuel tambahan dan menunda atau membatalkan rencana spin-off sehingga seakan cerita belum beranjak.
Tidak sedikit penggemar yang mendesak adanya kelanjutan yang tepat untuk karakter dan cerita Batman v Superman. Itu terbukti dengan sambutan yang lebih baik terhadap Snyder Cut alias film Justice League versi Zack Snyder.
Bagaimanapun, persepsi mengenai Batman V Superman yang kontroversial agak melunak beberapa tahun belakangan. Memang masih ada perdebatan mengenai hampir setiap aspek film Batman v Superman, sekaligus upaya membandingkan dengan alternatif lain.
Perilisan "Ultimate Edition" Batman v Superman: Dawn of Justice (versi sutradara Zack Snyder) pada bulan-bulan setelah rilisnya Batman v Superman di bioskop menjadi langkah besar pertama dalam melunakkan kritik terhadap film. Ada 30 menit cerita tambahan yang memperbaiki banyak keluhan penggemar.
Versi itu juga dianggap superior, bahkan hanya versi itu yang tersedia di HBO Max. Tetap saja, Warner Bros dengan cepat menyatakan bahwa mereka tidak berniat untuk melanjutkan cerita dari versi Snyder.
Padahal, jika ceritanya dituntaskan, Batman v Superman mungkin bisa memiliki penutup tepat. Dengan begitu, berbagai perdebatan akan berakhir.
Namun, jika tetap seperti yang terjadi sekarang, Batman v Superman: Dawn of Justice mempertahankan labelnya sebagai film yang menghancurkan DCEU. Statusnya dicap permanen sebagai film DC yang paling kontroversial, dikutip dari laman Screen Rant, Ahad (27/3/2022).