Rabu 23 Mar 2022 06:15 WIB

Dunia Lebih Butuh Empati daripada Simpati, Maksudnya?

Sama-sama bermaksud baik, simpati dan empati berbeda maknanya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Sedih dan menangis (ilustrasi). Pernyataan simpatik dapat meminimalkan perasaan seseorang dan mungkin membuat mereka merasa harus menyembunyikan rasa sakit dan penderitaan mereka.
Foto: Republika/Prayogi
Sedih dan menangis (ilustrasi). Pernyataan simpatik dapat meminimalkan perasaan seseorang dan mungkin membuat mereka merasa harus menyembunyikan rasa sakit dan penderitaan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan kenyamanan dan membangun hubungan emosional dengan seseorang yang sedang berjuang bisa jadi sulit. Ada dua cara utama untuk mendekati situasi seperti ini, baik dengan simpati atau empati.

Memiliki simpati untuk seseorang berarti Anda merasa kasihan pada mereka. Di sisi lain, empati melibatkan menempatkan diri pada posisi mereka dan memahami mengapa mereka merasakan hal tertentu.

Baca Juga

Meskipun kedua pendekatan mungkin bermaksud baik, empati umumnya dianggap sebagai pilihan yang lebih baik ketika mendekati seseorang yang sedang mengalami masa sulit.

Apa itu empati? Empati adalah kemampuan untuk mengakui dan berbagi perasaan orang lain tentang apa yang mereka alami.

"Tujuan empati adalah untuk tidak memperbaiki masalah, tetapi untuk membuat orang tahu bahwa mereka tidak sendirian," kata seorang psikolog di The Ohio State University Wexner Medical Center, Nicole Hollingshead, dilansir Insider, Selasa (22/3/2022).

Empati cenderung berhubungan positif dengan perilaku prososial atau altruistik, yang menggambarkan tindakan yang dimaksudkan untuk menguntungkan orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Sebuah studi kecil pada 2019 menemukan bahwa empati memprediksi kesediaan untuk memberikan sumbangan amal. Sebuah studi pada 2021 juga menunjukkan bahwa empati adalah motivator vital dalam membantu orang lain.

Apa itu simpati? Simpati adalah perasaan kasihan terhadap kemalangan orang lain dan memperlakukan penderitaan mereka sebagai sesuatu yang harus diselesaikan.

Seseorang yang bersimpati mungkin mengatakan hal berikut kepada seseorang yang sedang mengalami masa sulit, misalnya, "Jangan khawatir, saya yakin semuanya akan berhasil pada akhirnya."

Pernyataan simpatik dapat meminimalkan perasaan seseorang dan mungkin membuat mereka merasa harus menyembunyikan rasa sakit dan penderitaan mereka.

"Meskipun ungkapan simpatik mungkin bermaksud baik, dalam mencoba meringankan penderitaan orang lain, kita secara implisit mengatakan kepada mereka untuk 'bergegas' dengan rasa sakit mereka atau 'mengatasinya’,” ujar Hollingshead.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement