Senin 21 Mar 2022 14:08 WIB

5 Hal yang Perlu Dipahami Terkait Vaksin dan Sistem Imunitas

Vaksin dan sistem imunitas menjadi hal yang perlu diketahui di tengah pandemi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Vaksin dan sistem imunitas menjadi hal yang perlu diketahui di tengah pandemi.
Foto: www.pixabay.com
Vaksin dan sistem imunitas menjadi hal yang perlu diketahui di tengah pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang tahun ketiga pandemi COVID-19, pembahasan seputar virus, vaksin, hingga kekebalan masih banyak diperbincangkan oleh banyak orang. Apalagi setelah munculnya berbagai varian baru dan infeksi terobosan yang membuat efikasi vaksin menurun.

Untuk merangkum itu semua, berikut timeline yang menyoroti wawasan kritis tentang COVID-19, di mana itu akan terus menjadi bagian penting dari leksikon pandemi yang kita hadapi.

Baca Juga

1. Cara kerja vaksin COVID-19

Salah satu aspek imunologi yang paling menarik adalah bagaimana vaksin bekerja. Tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin, akan merangsang antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut.

“Hal terpenting untuk dipahami tentang vaksin adalah bahwa vaksin mengajari tubuh Anda cara bersiap ummelawan infeksi, tanpa harus menangani infeksi itu sendiri. Dengan cara ini, vaksin membantu tubuh bersiap untuk invasi kuman yang bisa membuat Anda sangat sakit," kata Glenn J Rapsinski, ahli penyakit menular pediatrik di University of Pittsburg Health Science. 

Rapsinski menjelaskan bagaimana vaksin COVID-19 yang tersedia di AS meniru protein lonjakan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19. “SARS-CoV-2 adalah virus berbentuk bulat, dengan benjolan di atasnya, seperti bola bisbol yang ditutupi kaos golf. Benjolan itu adalah protein lonjakan," jelas dia seperti dilansir dari The Conversation, Senin (21/3/2022).

 

2. Infeksi terobosan

Setelah adanya vaksin, kita diperkenalkan dengan gagasan infeksi terobosan (breakthrough infections), yang merupakan kasus langka di mana orang yang divaksinasi lengkap kembali terinfeksi COVID-19.

Peneliti kanker dan vaksin dari Vanderbilt University, Sanjay Mishra, mengatakan bahwa jumlah infeksi terobosan cukup tinggi melebihi perkiraan sebelumnya. Mishra menilai, hal itu terjadi karena dominasi varian delta.

"Tetapi infeksi pada orang yang divaksinasi biasanya menyebabkan gejala ringan atau tanpa gejala," kata dia.

Meskipun infeksi terobosan menjadi jauh lebih umum di akhir tahun 2021, sebagian kasus terjadi karena munculnya varian omicron yang sangat menular. Vaksin COVID-19 masih terus memberikan perlindungan dari keparahan penyakit dan kematian.

 

3. Daftar varian yang terus bertambah

Setelah varian asli SARS-CoV-2, varian delta yang sangat menular telah menjadi strain dominan di AS dan bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah infeksi terobosan. Munculnya varian baru secara terus-menerus sangat mengkhawatirkan, karena menimbulkan pertanyaan tentang seberapa kuat perlindungan kekebalan seseorang dari infeksi sebelumnya atau dari vaksin COVID-19, yang didasarkan pada jenis virus asli.

Varian delta antara 40 persen dan 60 persen lebih mudah menular daripada varian alfa dan hampir dua kali lebih mudah menular dari virus SARS-CoV-2 asli. Tapi kemudian, datanglah omicron, yang bahkan lebih menular daripada delta.

Profesor penyakit menular di Penn State University, Suresh V Kuchipudi, mengatakan bahwa varian omicron memiliki 50 mutasi secara keseluruhan dengan 32 mutasi pada protein spike, sehingga virus lebih mudah masuk.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement