Menurut studi tersebut, infeksi terobosan akibat varian Omicron memunculkan antibodi yang luas dan respons sel T yang dapat bekerja dengan baik dalam melawan varian-varian lain. Varian ini meliputi varian alpha, beta, gama, dan delta.
Antibodi yang diproduksi sistem imun pada kasus infeksi breakthrough dari omicron ini bisa ditemukan di berbagai area tubuh, termasuk rongga hidung. Hal ini dinilai baik mengingat rongga hidung merupakan pertahanan pertama tempat terhirupnya partikel virus.
Panduan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa orang yang baru pulih dari Covid-19 memiliki perlindungan yang baik setidaknya selama tiga bulan. Sebagian data bahkan menemukan bahwa perlindungan ini bisa bertahan selama tujuh sampai delapan bulan, atau lebih lama.
Akan tetapi, perlindungan dari imunitas hibrida ini tidak akan sama pada setiap orang. Kekebalan yang terbentuk, terutama pada orang dengan gangguan imun atau komorbid, bisa menurun seiring waktu. Dengan kata lain, meski sudah mendapatkan imunitas hibrida, setiap orang dianjurkan untuk tetap waspada terhadap risiko penularan Covid-19.
"Jangan mengira bahwa hanya karena Anda sekali terinfeksi, Anda tidak akan tertular lagi," ujar Profesor Carlos del Rio dari Emory University.