REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian omicron diketahui lebih mudah menular, termasuk pada kelompok orang yang sudah divaksinasi lengkap. Pada kelompok ini, infeksi varian omicron kerap memunculkan delapan gejala.
Kedelapan gejala tersebut disoroti dalam sebuah studi yang dilakukan di Norwegia. Studi ini melibatkan 110 orang yang menghadiri sebuah pesta Natal sebagai partisipan. Dari 110 orang tersebut, sebanyak 81 orang terinfeksi oleh varian omicron.
Lebih dari 95 persen orang yang terinfeksi telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Tapi, seluruhnya belum mendapatkan booster vaksin Covid-19.
Dari hasil wawancara dengan para partisipan yang terinfeksi, peneliti menemukan ada delapan gejala yang paling sering muncul. Gejala yang paling mendominasi di antara kedelapan gejala tersebut adalah batuk.
Tiga gejala dengan persentase yang paling besar adalah batuk (83 persen), hidung berair (78 persen), dan kelelahan (74 persen). Lima gejala lainnya adalah sakit tenggorokan (72 persen), sakit kepala (68 persen), nyeri otot (58 persen), demam (54 persen), dan bersin (43 persen).
Di samping delapan gejala ini, tim peneliti juga menemukan beberapa gejala lain. Gejala tersebut meliputi penurunan nafsu makan (33 persen), penurunan kemampuan indra pengecap (23 persen), penurunan fungsi indra penciuman (12 persen), napas berat (12 persen), dan nyeri perut (enam persen).
Studi berbeda juga menemukan hasil yang serupa terkait gejala Omicron pada individu yang sudah divaksinasi. Studi ZOE yang dipimpin oleh King's College London di Inggris, misalnya, menemukan bahwa beringus menjadi gejala tersering pada kelompok yang sudah menerima dua dan tiga dosis vaksin Covid-19.