Rabu 16 Feb 2022 18:06 WIB

Bukan Cuma Kehamilan, Ini Penyebab Lain Timbulnya Stretch Mark

Stretch mark bisa muncul di payudara, perut, bokong, lutut, dan tungkai.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Penyebab stretch mark tidak hanya karena kehamian, tapi juga hal lain seperti obesitas. (Ilustrasi)
Foto: Health
Penyebab stretch mark tidak hanya karena kehamian, tapi juga hal lain seperti obesitas. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehamilan sudah umum diketahui dapat menimbulkan stretch mark atau semacam guratan pada perut. Namun selain kehamilan, masih ada penyebab lain yang bisa menimbulkan guratan di bagian tertentu kulit itu.

Dermatologist Expert & Medical Consultant Mama's Choice, dr Dia Febrina SpKK, mengatakan stretch mark bahkan bisa dialami sejak usia anak maupun remaja. Dalam masa pubertas, remaja bisa saja mengalami guratan ini di area kulit seperti payudara dan paha.

Baca Juga

“Anak remaja karena pertumbuhan growth spurt juga bisa menimbulkan stretch mark di area tertentu. Wanita di payudara atau paha,” kata dr Dia.

Penyebab lainnya adalah kegemukan atau obesitas. Tidak hanya berat badan berlebih, penurunan berat badan yang terlalu cepat atau weight loss secara signifikan juga bisa menimbulkan stretch mark.

Tanda guratan bisa muncul di payudara, perut, bokong, lutut, dan tungkai bawah. Pada ibu hamil bisa muncul di payudara dan perut akibat peregangan epidermis, begitu  juga pada anak yang mengalami pubertas. 

Penyebab paling banyak memang karena kehamilan. Namun penyakit tertentu serta etnis genetik, seperti black Afrika, misalnya, juga lebih rentan.

Selain itu, penggunaan steroid jangka panjang, baik oral ataupun dalam bentuk lain. Lingkungan keluarga atau riwayat juga berpengaruh, karena saat ibunya mengalami stretch mark saat hamil, maka kemungkinan anak perempuannya berisiko mengalami hal yang sama.

“Berat badan gede banget pertambahannya bersiko di kemudian hari, saat hamil harus dikontrol berat badannya biar enggak terlalu nambah dan berat badan bayi juga enggak terlalu gede,” ujar dr Dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement