REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popularitas K-pop semakin meningkat akhir-akhir ini melalui hadirnya grup-grup idola seperti Bangtan Sonyeondan (BTS) dengan karya musik dan prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. BTS menaklukkan tangga lagu Billboard beberapa kali dengan melalui lagu hit seperti "Butter" (2021) dan "Dynamite" (2020) dan menjadi artis K-pop pertama yang mendapatkan nominasi Grammy pada tahun 2020. Tetapi, ini tak berarti K-pop mendapatkan penghargaan dari orang-orang di industri musik Barat, seperti diungkapkan manajer publisitas Helix Publicity, Britanny Press.
"Meskipun lebih banyak grup K-pop datang ke Amerika untuk promosi mereka dan beberapa mendapatkan nominasi penghargaan yang layak di penghargaan musik Amerika, tampaknya banyak orang di industri musik AS masih ingin K-pop pergi, percaya itu hanya sekedar iseng-iseng," kata dia seperti dikutip dari The Korea Times, Senin (7/2/2022).
Helix merupakan agensi publisitas yang berbasis di New York City dan didedikasikan untuk mempromosikan artis K-pop dan Asia di pasar internasional. Saat ini mereka bekerja sama dengan bintang K-pop seperti Wheein MAMAMOO, AB6IX dan LIGHTSUM.
Press menjelaskan, masih ada orang-orang berpikiran tertutup yang tidak mengerti K-pop karena bahasanya berbeda dari mereka. Di sisi lain, orang-orang di industri musik Amerika juga masih memiliki pandangan yang ketinggalan zaman soal K-pop. Hal lainnya, yakni pandangan rasis terhadap artis Asia dan banyak dari mereka yang tidak menganggap K-pop sebagai musik yang sesungguhnya.
Beberapa profesional media besar bahkan mencemooh artis K-pop dan Asia dengan bertanya alasan Helix tidak bekerja dengan artis kulit putih mana pun. Menurut Press, mereka ini bahkan sering tidak mendengarkan atau memberikan pertimbangan apa pun kepada artis yang sedang dia dan tim promosikan.
"Ini benar-benar memalukan, tapi aku harap ini secara bertahap akan berubah seiring berjalannya waktu dan artis K-pop terus mempromosikan musik mereka di seluruh dunia," tutur dia.
Press ingin Helix membantu membuat suara penyanyi K-pop dan artis Asia terdengar di Amerika dan bagian dunia lainnya, tanpa mengorbankan citra mereka untuk menjadikannya lebih "Barat". Dia berpendapat, dibutuhkan waktu terlalu lama bagi orang Asia untuk dihargai secara luas di Barat terlepas dari bakat mereka.
Dulu, ketika penyanyi Korea datang ke Amerika Serikat hampir tidak terliput di media dan hanya penggemar mereka yang tahu tentang berita tersebut. Bahkan ketika mereka hadir di acara radio atau Televisi, ini hanya berdampak kecil sehingga kebanyakan orang tidak menyadari atau mengingat Girls' Generation (SNSD) tampil di acara "Late Show with David Letterman" dan Wonder Girls membuat film dengan saluran Nickelodeon pada tahun 2012. Press mengatakan, banyak hal berubah secara positif akhir-akhir ini, tetapi dia yakin lebih banyak lagi yang bisa dilakukan seperti lebih banyak nominasi penghargaan di luar kategori K-pop yang dibuat khusus.
"Aku ingin melihat lebih banyak bintang K-pop tampil di radio. Untuk mencapai tujuan ini, aku dan Helix bekerja sama dengan label musik Korea untuk lebih mempromosikan penyanyi K-pop dan menghubungkan mereka dengan penggemar global mereka," kata dia.
Di Helix, semua pegawai tak lain penggemar K-pop termasuk Press. Manajer, yang bergabung dengan Helix pada tahun 2021 itu mengatakan telah menjadi pencinta K-pop sejak dia masih pra-remaja.
Penggemar penyanyi Kim Jae-joong dan Xia Junsu sejak tahun 2003 itu mengaku menyukai koreografi K-pop, tahapannya yang rumit, dan betapa bersemangatnya para seniman dalam setiap aspek pekerjaan mereka. Dia berharap mendapat kesempatan untuk mewujudkan mimpinya, bekerja sama dengan para idola K-pop.
Salah satu cara yang dia lakukan, yakni membuat kampanye khusus untuk setiap kliennya dengan menawarkan berbagai pilihan harga yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan mereka. Perusahaannya tidak meminta kesepakatan jangka panjang jika ini pertama kali mereka bekerja sama dengan artis tertentu, karena mereka percaya pentingnya untuk menjadi mitra sejati terlebih dahulu.
"Kami juga memiliki karyawan internal yang berbicara dalam bahasa masing-masing klien kami. Kami melakukan sebagian besar pekerjaan kami dengan label K-pop dari jarak jauh, tetapi terkadang, kami memiliki staf yang bekerja dengan agensi secara langsung. Kami awalnya menghubungi melalui email atau menjadwalkan pertemuan langsung di Korea untuk membahas potensi kerja sama," kata Press.
Dia mengungkapkan apa yang ingin dia capai di hari-hari mendatang, antara lain membuka kantor fisik di Korea Selatan. "Yang terpenting, aku akan senang melihat Helix menjadi agensi PR terkemuka di industri ini, yang dikenal secara khusus bekerja dengan artis Asia dan untuk memperkuat suara mereka dalam skala global," harap Press.
Ketika ditanya pendatang baru K-pop mana yang mendapat perhatian di pasar internasional akhir-akhir ini, Press menyebut Omega X, aespa, Kep1er, ENHYPEN, IVE, dan Xdinary Heroes. Dia berpendapat, grup idola Omega X, memiliki lagu-lagu yang menarik dengan para personel yang memiliki bakat. Omega X beranggotakan Jaehan, Hwichan, Sebin, Hangyeom, Taedong, Xen, Jehyun, Kevin, Junghoon, Hyuk dan Yechan memulai debutnya di bawah Spire Entertainment pada tahun 2021 melalui mini album "Vamos."