Rabu 26 Jan 2022 07:52 WIB

Mengapa Orang Depresi Lebih Mudah Percaya Teori Konspirasi Vaksin?

Orang yang percaya teori konspirasi vaksin harus dianggap sebagai kelompok rentan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Hoaks soal vaksin Covid-19. Studi mengungkap orang depresi lebih cenderung percaya bahwa vaksin itu berbahaya.
Foto:

Survei lanjutan juga dilakukan dua bulan kemudian. Mereka yang mengalami depresi dua kali lebih mungkin untuk mendukung lebih banyak informasi yang salah daripada sebelumnya.
 
photo
Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)
 

Survei tersebut juga mencakup pertanyaan tentang dari mana orang mendapatkan berita. Ini memungkinkan peneliti untuk menghilangkan keyakinan politik sebagai faktor potensial.

"Meskipun kami tidak dapat menyimpulkan bahwa depresi menyebabkan kerentanan ini, melihat data gelombang kedua setidaknya memberi tahu kami bahwa depresi terjadi sebelum informasi yang salah," jelas Perlis, seperti dilansir laman Express, Rabu (26/1/2022).

Baca juga : Cara untuk tidak Ketularan Omicron Seperti Dr Faheem Younus

Pertanyaan misinformasi yang termasuk dalam survei didasarkan pada konspirasi yang populer dan beredar luas. Contohnya termasuk "Vaksin Covid-19 akan mengubah DNA orang", "Vaksin Covid-19 mengandung microchip yang dapat melacak orang", "Vaksin Covid-19 mengandung jaringan paru-paru janin yang diaborsi", dan "Vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan, sehingga mempersulit hamil".

Di akhir survei, semua peserta diberi tahu bahwa pernyataan tersebut salah untuk memastikan tidak ada yang mengambil keyakinan ini sebagai hasil survei. Para peneliti menyimpulkan bahwa meningkatkan perawatan kesehatan mental juga dapat meningkatkan efektivitas kampanye vaksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement