Selasa 18 Jan 2022 19:33 WIB

Buat yang Masih Ragu Dapatkan Vaksin Booster, Ini Pertimbangannya

Vaksin booster sudah mulai diberikan kepada warga yang memenuhi syarat.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga (booster) jenis Pfizer kepada warga di Pendopo Indramayu, Jawa Barat, Selasa (18/1/2022). Dosis booster diperlukan karena proteksi yang diberikan vaksin Covid-19 secara imunologi dan klinis menurun seiring waktu.
Foto:

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan alasan pemberian vaksin booster heterolog hanya setengah dosis, bukan satu dosis penuh. Ia menyebut, itu dilakukan demi keamanan serta kemudahan operasional di lapangan.

"Vaksin heterolog ini sudah banyak penelitiannya di luar negeri dan kenapa ini menjadi preferensi, karena memberikan 'multiple protection', jadi jenis antibodi yang kemudian disuntik booster heterolog menjadi akan lebih kaya dibandingkan dengan kalau itu homolog," kata Budi saat hadir di Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diikuti dari Youtube Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Budi mengatakan, Amerika Serikat adalah negara yang telah meneliti serta menerapkan pemberian setengah dosis Moderna. Ia menyebut, vaksin Covid-19 Moderna memiliki angka Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang tinggi.

"Jadi kami melihat bahwa diberikan setengah dosis akan jauh lebih aman," katanya.

photo
5 vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM sebagai dosis penguat alias booster. - (Republika)

Budi mengatakan, kebijakan setengah dosis booster heterolog juga mempertimbangkan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan uji klinis dari konsorsium profesor Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia serta sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Setelah kami lihat, rata-rata kalau vaksin primer itu mungkin 100-200 sudah tinggi sekali titer antibodinya. Begitu dia disuntik booster setengah dosis, itu naik ke level 7.500 sampai 8.000. Kalau kita ingat plasma konvalesen itu memberikan proteksi di level 250," katanya.

Pemberian dosis penuh vaksin booster, menurut Budi, menambah interval peningkatan titer antibodi rata-rata 500. Pihaknya mencermati proteksi yang diberikan dengan setengah dosis perbedaannya tidak signifikan.

Alasan berikutnya adalah kemudahan operasional dari para vaksinator di lapangan dalam memilih takaran dosis vaksin booster. Perbedaan dosis akan membuat rumit pelaksanaan pemberian booster.

"Kami juga melihat dari isu operasionalnya, jadi kalau ada yang vaksin heterolog ini setengah dosis, tapi ada juga yang satu dosis, kami lihat di operasionalnya akan lebih sulit," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement