Selasa 18 Jan 2022 15:45 WIB

Betulkah Ada Varian Lokal di Surabaya?

Dinas Kesehatan Jawa Timur menemukan adanya varian baru.

Covid 19 (ilustrasi). Varian baru bisa saja tidak punya dampak pada kesehatan masyarakat atau sebaliknya.
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi). Varian baru bisa saja tidak punya dampak pada kesehatan masyarakat atau sebaliknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, informasi kemunculan varian lokal Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, perlu diklarifikasi. Analisis yang lebih mendalam penting untuk dilakukan.

"Yang utama tentu klarifikasi dan memastikan apakah memang benar-benar ada varian lokal penting di Surabaya, supaya jelas dan pasti dulu informasinya. Kalau tidak ada varian lokal baru yang signifikan, persoalan selesai," kata Tjandra yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Jika berdasarkan hasil klarifikasi varian lokal itu dinyatakan benar ada, menurut Tjandra, terdapat sejumlah langkah lanjutan yang perlu dilakukan otoritas terkait. Pertama, analisis mendalam secara genomik untuk melihat phyllogenetic tree atau hubungan evolusi genetik dari turunan sebelumnya.

"Selanjutnya diunggah ke GISAID, kalau dirasa perlu," katanya.

Andaikan varian lokal itu dianggap penting, menurut Tjandra, Indonesia tinggal menginformasikan ke Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global (GOARN). Nantinya, akan diputuskan apakah akan masuk dalam varian yang perlu diinvestigasi atau tidak.

"Atau mungkin saja sudah ada juga laporan varian serupa dari beberapa negara lain yang mungkin perangainya tidak mengkhawatirkan," ujarnya.

Tjandra menjelaskan bahwa SARS CoV-2, virus penyebab Covid-19, akan terus bermutasi. Proses alamiah itu akan memunculkan varian baru di berbagai belahan dunia.

"Tetapi, varian baru bisa saja tidak punya dampak pada kesehatan masyarakat atau ada dampak terbatas dan lainnya. Jadi, bagus diklarifikasi dulu beritanya secara jelas," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement