Jumat 14 Jan 2022 11:20 WIB

Joe Rogan Sudah 6 Kali Promosikan Misinformasi Covid-19, Apa Saja Klaimnya?

Joe Rogan sudah berulang kali menyebarkan misinformasi Covid-19 di podcast-nya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Komedian sekaligus podcaster dengan bayaran tertinggi di Amerika Serikat, Joe Rogan, terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (28/8/2021). Ia berulang kali menyebarkan misinformasi Covid-19.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para dokter meminta Spotify menindak informasi salah di platform setelah podcast dari komentator UFC Joe Rogan menampilkan wawancara kontroversial dengan dr Robert Malone. Siapa dia?

Malone sebelumnya berkontribusi pada penelitian tentang teknologi messenger-RNA (mRNA). Akan tetapi, diam-diam dia membuat klaim palsu bahwa ada hipnotis massal yang menyebabkan sepertiga populasi di Amerika Serikat mau divaksinasi.

Baca Juga

Organisasi pengawas Media Matters for America menyebut, siniar Rogan telah berulang kali menimbulkan kontroversi dengan menayangkan misinformasi medis dan klaim tak berdasar untuk sekitar 11 juta pendengar per episode. Rogan disebut menyebarkan klaim Covid-19 yang salah atau menyesatkan, seperti gagasan bahwa karantina wilayah memperburuk penyebaran penyakit.

Dilansir Insider pada Jumat (14/1/2022), berikut enam misinformasi Covid-19 di siniar Rogan "Joe Rogan Experience":

1. Rogan mengatakan orang muda dan anak-anak yang sehat tidak membutuhkan vaksin

Rogan dikritik oleh para ahli, seperti dr Anthony Fauci selaku kepala penasihat medis Gedung Putih, karena menyarankan generasi muda tidak perlu divaksinasi Covid-19. Dalam episode 23 April 2021, podcaster itu mengatakan, vaksinasi dapat bermanfaat bagi orang yang berisiko, tetapi orang muda yang sehat tidak perlu mempertimbangkan vaksinasi.

"Jika Anda berusia 21 tahun, dan Anda berkata kepada saya, 'Haruskah saya divaksinasi?' Saya akan menjawab, 'Tidak’," kata Rogan.

Dalam episode 22 November 2021, Rogan mengatakan, anak-anak tidak membutuhkan vaksin. Meskipun anak-anak lebih cenderung mengalami gejala ringan, tetapi mereka dapat dan memang menjadi sakit akibat Covid-19, bahkan meninggal dunia. Bukti juga menunjukkan penyakit ini dapat menyebabkan gejala serius yang bertahan lama pada remaja, termasuk atlet.

2. Rogan mempromosikan klaim tak berdasar bahwa karantina wilayah memperburuk penyebaran infeksi

Pada musim semi lalu, Rogan mengatakan, anjuran tinggal di rumah untuk mencegah Covid-19 justru memiliki efek sebaliknya. Ia menyebut, itu memperburuk keadaan.

"Anda tahu kenapa? Karena orang masuk ke dalam. Mereka terjebak di dalam, dan di situlah penyebarannya," ujar dia dalam episode 28 April 2021.

Bukti menunjukkan, perintah tinggal di rumah lebih bermanfaat karena membantu mengurangi infeksi Covid-19 dan kematian.

Baca juga : Ada 7 Upaya Kendalikan Kenaikan Kasus Covid-19, Begini Caranya

3. Rogan memuji ivermectin sebagai pengobatan Covid-19. Bukti menunjukkan itu bukan "obat dewa".

Rogan secara konsisten menggembar-gemborkan obat antiparasit ivermectin sebagai solusi untuk infeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Dia meminum obat itu sebagai bagian dari upaya untuk mengobati virus setelah tertular pada September 2021.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa laporan yang mempromosikan keefektifan obat tersebut sangat salah. Dokter mengatakan bahwa konsumsi ivermectin dapat memiliki konsekuensi yang mematikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement