REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, vaksinasi dosis ketiga atau booster bisa kurangi risiko gejala varian Omicron. Berdasarkan studi di Skotlandia, booster berfungsi memperkuat imunitas orang yang sudah divaksinasi.
"Berdasarkan penelitian di Skoltlandia, mereka yang sudah mendapat vaksinasi dosis ke tiga ”booster” punya risiko 57 persen lebih rendah untuk menunjukkan gejala-gejala sesudah terinfeksi Omicron," kata Tjandra kepada Republika, Senin (10/1/2022).
Hal senada juga disampaikan dalam laporan “The United Kingdom Health Security Agency". Disebutkan, risiko masuk rumah sakit turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali.
"Dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat vaksin sama sekali," tutur Tjandra.
Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk penggunaan vaksin Coronovac BioFarma, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zifivax. Kelima vaksin tersebut akan digunakan sebagai booster vaksin Covid-19 di Indonesia.
Badan POM RI, Penny Lukito, mengatakan, lima vaksin yang telah mengantongi EUA telah melalui uji klinis, untuk keamanan kejadian yang tak diinginkan. Reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan di tempat yang disuntik tingkat keparahannya umumnya masih ringan.
Nantinya, lanjut Penny, ada dua mekanisme pemberian booster. Pertama, booster dalam bentuk homolog atau menggunakan vaksin yang sama dengan yang sebelumnya. Kedua, heterolog atau menggunakan vaksin berbeda dari sebelumnya.